Megatrust.co.id, TOKYO – Berdasarkan data yang dirilis pemerintah Tokyo. Kasus Covid-19 pada Selasa (27/7) Tokyo mencatat sebanyak 2.848 kasus.
Akibatnya, rumah sakit di Ibu Kota Jepang itu kewalahan menangani pasien yang terpapar Covid-19. Media lokal Jepang, NHK, dalam kurun waktu 24 jam terakhir, kasus Covid-19 di Ibu Kota Jepang mencapai 2.848 kasus. Hal itu mengalahkan rekor sebelumnya di angka 2.520 kasus pada Januari lalu.
“Varian Delta yang menular menjadi dominan. Kami akan bekerja dengan pemerintah daerah untuk mencegah infeksi dengan kewaspadaan tinggi,” kata Suga dikutip dari NHK, dan CNN Indonesia, Rabu (28/7).
Tokyo mencatat rekor ini di tengah ajang olahraga bergengsi dunia, Olimpiade. Penyelenggaraan ini memicu kekhawatiran, mengingat Jepang masih terus mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Banyak warga cemas mengenai penularan Covid-19 karena varian Delta. Namun, penyelenggara Olimpiade dan pemerintah Jepang tetap menggelar ajang olahraga dunia empat tahunan itu.
Suga mengimbau agar publik menghindari acara yang tak perlu, dan mengatakan bahwa Olimpiade akan tetap berlangsung.
“Kami meminta warga tinggal di dalam rumah dan menghindari semua perjalanan yang tidak perlu. Kami juga meminta semua orang menonton Olimpiade Tokyo dari rumah mereka sendiri,” kata Suga seperti dikutip Japan Times, di CNN Indonesia.
Pemerintah sendiri sudah menetapkan status darurat Covid-19 di Tokyo. Meski demikian, masih banyak warga pergi ke tempat-tempat umum seolah kota tidak sedang genting.
“Pejabat publik di Tokyo dan di seluruh negeri perlu berbicara lebih jelas. Sayangnya pesannya tak sampai karena Olimpiade,” kata pakar kesehatan di Universitas Kesehatan dan Kesejahteraan Internasional Jepang, dikutip dari Japan Times, di CNN Indonesia
Lonjakan virus corona di Tokyo ini pun mendorong sistem medis ke jurang kehancuran. Salah satu dokter di Rumah Sakit Tokyo Hikifune, Kunihisa Miura, mengaku tempat tidur di rumah sakit kini penuh.
Mereka mengatakan Olimpiade Tokyo semakin menambah beban, sementara rumah sakit nyaris kolaps.
“Ini tidak ada habisnya. Kami melakukan semua yang kami bisa, tapi ini mencapai kapasitas penuh,” ujar Kunihisa. (cnnindonesia.com/Amul/red).