Megatrust.co.id, CILEGON – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Kota Cilegon masih terus berlangsung. Hingga saat ini, mal Ramayana belum dibuka, akibatnya pedagang gawai atau pedagang handphone terpaksa lesehan di lobi Ramayana.
Informasi yang berhasil dihimpun Megatrust.co.id, para pedagang gawai terpaksa lesehan di lobi mal Ramayana Cilegon, karena lantai 1 mal Ramayana masih belum beroperasi.
Para pedagang gawai hanya mengandalkan konsumen yang masuk ke lantai 1 mal Ramayana Cilegon. Sementara saat ini mal Ramayana Cilegon hanya lantai dasar yang masih beroperasi.
Para pedagang gawai terpaksa harus berdagang di lobi, karena untuk menghindari kerugian, selain itu kebutuhan ekonomi setiap harinya tidak bisa ditunda.
Seorang pegawai mal berjenis kelamin pria yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan sebelumnya para penjual gawai ini memiliki tempat tersendiri.
“Karena dibatasi untuk lantai satu saja, sebelum PPKM mereka tidak berdagang di sini,” katanya di Cilegon Rabu (11/8/2021).
Sementara itu, dirinya mengungkapkan jika bioskop di Ramayana sendiri sudah cukup lama tutup dan sampai saat ini belum dibuka, pengunjung yang masuk ke lantai 1 pun menurun drastis.
Disinggung soal pemberlakuan kartu vaksin yang nanti akan menjadi persyaratan masuk ke Ramayana Cilegon. Ia menjelaskan saat ini belum diberlakukan kartu vaksin sebagai syarat masuk mal Ramayana Cilegon .
“Mungkin nanti jika sudah dibuka kembali akan diberlakukan kartu vaksin sebagai syarat masuk mal,” tambahnya.
Mal Ramayana Cilegon sendiri saat ini hanya buka di lantai dasar saja. Selain lantai satu tidak dibuka karena akses naiknya juga ditutup.
Selain penjual hp yang turun ke lobi mal Ramayana Cilegon, toko obat dan toko swalayan saja yang masih buka di mal Ramayana Cilegon.
Seorang penjual gawai, Kamso Sujarwo menjelaskan dirinya biasa berdagang di lantai dua Mal Ramayana Cilegon
“Semenjak PPKM Darurat 3 Juli lalu saya harus turun ke lobi mal untuk tetap berdagang,” jelasnya.
Menurutnya ini adalah satu di antara upaya untuk tetap bertahan hidup saat PPKM. Selain itu, karena tidak memiliki kios di tempat lain dan tidak ingin rugi karena sudah membayar sewa kios sehingga dirinya memilih untuk tetap berdagang meski ngemper seperti ini.
“Sewa gedung tetap bayar tetapi hanya 50% tetapi kan ga mungkin juga kalau ga berdagang nanti bayar sewanya gimana,” keluhnya.
Dirinya mengaku berdagang di emperan lobi Ramayana Mal ini sudah mendapat persetujuan dari pengelola mal.
“Tidak mempermasalahkan malah memfasilitasi dan mereka malah mengerti kita,” ungkapnya.
Kamso yang sudah berdagang gawai di tempat ini selama sepuluh tahun. Dirinya menuturkan ada sekitar 55 pedagang gawai yang ada di lantai dua yang khusus berjualan gawai.
“Tetapi di bawah ini cuma ada sekitar 15 pedagang saja karena tidak tertampung semua di sini,” tuturnya.
Selain tidak tertampung, menurutnya beberapa pedagang gawai lainnya masih memiliki kios di tempat berbeda sehingga tidak memutuskan berdagang seperti Kamso. (Amul/red)