Megatrust.co.id, CILEGON – Ikut-ikutan Hearing atau dengar pendapat bersama guru honorer di DPRD Cilegon, mahasiswa ditolak untuk bicara. Ujungnya malah cekcok hingga diusir keluar.
Diketahui mahasiswa yang ditolak bicara saat rapat, yaitu mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau KAMMI. Mahasiswa itu mengikuti Hearing di ruang rapat komisi bersama puluhan guru honorer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Tenaga Honorer atau FKGTH Cilegon.
Peristiwa itu bermula, sekira pukul 12.45 WIB, salah seorang mahasiswa dari KAMMI mengangkat tangan hendak memberikan argumen. Saat memperkenalkan diri, ternyata itu mahasiswa. Sontak Wakil Ketua DPRD Hasbi Sidik menolak mahasiswa itu berbicara, karena forum rapat tersebut merupakan forum guru honorer.
Foto : Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Nurotul Uyun mendorong salah seorang mahasiswa seraya menyuruh masuk ke ruangan Hasbi Sidik.
Namun, mahasiswa yang diketahui bernama Ediyansyah yang merupakan ketua KAMMI Cilegon terus ngotot agar dapat memberikan argumen untuk membela para guru honorer.
Tidak berselang lama, Wakil Ketua DPRD Hasbi Sidik langsung menghampirinya, dan menyuruhnya keluar. Cekcok adu mulut, antara mahasiswa dengan Wakil Ketua DPRD itu tidak terhindarkan.
“Kalau kamu mau berbicara silahkan layangkan surat untuk udiensi,” kata salah seorang anggota DPRD yang mengaktifkan mikrofon.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Cilegon Hasbi Sidik yang berhadapan dengan mahasiswa, mengajak mahasiswa untuk keluar dan mengajak ngobrol di ruangannya.
“Ayo kita keluar, bawa ke ruangan saya, bawa keruangan saya,” kata Hasbi dengan tegas serasa menyuruh Nurotul Uyun.
Usai keluar ruang rapat Komisi mahasiswa itu digiring oleh Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Nurotul Uyun, menuju ruang Hasbi Sidik.
“Saya mau dibawa kemana ini? Mau diapain saya,” celetuk mahasiswa bernama Ediyansyah.
Saat dikonfirmasi, Ketua KAMMI Cilegon Ediyansyah mengatakan, dirinya hadir di hearing bersama para guru honorer karena melihat keprihatinan para guru honorer yang mendapatkan gajih dibawah 1 juta.
“Kami diajak ngobrol sama pak Somy, beliau cerita ke kami kalau beliau sangat mengeluhkan kondisi kesejahteraan para guru,” kata Edi.
Diceritakan dia, peristiwa sampai dirinya diusir dari ruang rapat komisi bersama para guru honorer, karena dirinya di tolak berbicara atau memberikan pandangan mengenai guru honorer.
“Iya awalnya saya ditolak, kan kami juga dalam hal ini membela para guru honorer,” katanya. (Amul/red)