MEGATRUST.CO.ID, CILEGON – Gubernur Banten Wahidin Halim, memastikan pembelajar tatap muka untuk SMA dan SMK akan digelar pada September mendatang. Wahidin Halim atau WH : ‘Vaksin sebagai syarat’ pembelajaran tatap muka.
Gubernur Banten Wahidin Halim, juga akan memastikan sebelum siswa melaksanakan pembelajaran tatap muka, seluruh siswa dan guru sudah melaksanakan vaksinasi seratus persen
“Memang September kita harus sudah tatap muka, saya minta vaksin sebagai syarat masuk sekolah, supaya ada rasa aman guru semua sudah di vaksin, tinggal anak-anak kita,” katanya.
Dikatakan dia, saat ini siswa SMA dan SMK di Banten yang sudah di vaksin sebanyak 78 persen. Wahidin Halim memastikan sebelum masuk sekolah siswa sudah di vaksin 100 persen.
“Pelajar yang di vaksin baru sekitar 78 persen sisanya kita minta Dinkes untuk melakukan vaksinasi. Pada September ini kita gelar tatap muka, kami harapkan pelajar sudah di vaksin semua,” ujar WH.
Selain, persyaratan siswa yang sudah di vaksin untuk menggelar tatap muka. Juga guru harus menunjukan kartu vaksinasi sebagai syarat melaksanakan tatap muka.
“Selain siswa yang harus di vaksin, juga gurunya juga harus sudah di vaksin, saat ini sudah 100 persen guru di vaksin. Untuk pertama mungkin nanti kapasitas dalam satu ruangan 50 persen, tapi saya sedang mengejar supaya semuanya masuk, karena kasian juga mereka sudah 2 tahun lebih melaksanakan pembelajaran daring,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres Mardiono mengatakan, pembelajaran tatap muka yang nanti akan digelar merupakan uji coba terlebih dahulu, jika uji coba sudah diberlakukan dan berjalan dengan baik, maka akan dilanjutkan.
“Oleh karena itu kita lakukan uji coba, apakah protokol kesehatan sudah di lakukan atau belum oleh anak didik kita, kalau uji coba ini sudah baik maka kita akan lanjutkan,” ujarnya.
Kendati begitu, kata Mardiono, protokol kesehatan harus diberlakukan dengan sangat ketat. Karena pandemi Covid-19 ini belum berakhir.
Ia mengungkapkan, tentunya pemerintah tidak akan terus-menerus melaksanakan pembelajaran online, karena, itu akan membuat siswa kesulitan dalam belajar.
“Juga tidak mungkin secara terus menerus siswa melaksanakan sekolah online, karena banyak kesulitan jika siswa terus melakukan pembelajaran daring,” kata Mardiono.
Diungkapkan Mardiono, uji coba pembelajaran tatap muka ini, hanya diberlakukan untuk daerah yang sudah turun tingkat penyebaran Covid-19. Sementara daerah yang belum turun, belum bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka.
“Uji coba sekolah tatap muka ini, diberlakukan untuk daerah yang levelnya sudah turun. Jika yang masih dalam level 4 itu tidak diperbolehkan,” katanya. (Amul/red)