MEGATRUST.CO.ID, CILEGON – Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Hasbi Sidik, angkat bicara mengenai pengadaan ambulance di RSUD Cilegon yang menelan anggaran fantastis sebesar Rp2,3 miliar.
Hasbi mempertanyakan pengadaan ambulance di RSUD Cilegon, berapa unit pengadaannya. Apakah satu atau dua dan bukan tiga unit, sehingga menelan anggaran yang begitu fantastis senilai Rp2,3 miliar.
“Terkait mobil ambulance itu perlu dipertanyakan dulu berapa unit pengadaannya? Satu unit kah, dua unit kah, atau tiga unit,” kata Hasbi.
“Kalau satu unit, itu sangat fantastis harganya, karena setau saya kalau seperti mobil komisi, itu kisaran Rp500 juta beserta dengan peralatan lainnya,” tambah Hasbi.
Dikatakan Hasbi, jika pengadaan ambulance di RSUD Cilegon sebanyak dua atau tiga unit tentunya masuk dalam katagori wajar, dan berikut alat kesehatan di dalamnya, senilai Rp2,3 miliar.
“Kalau 2 atau 3 unit masih masuk dalam katagori wajar, di dalam ambulance itu apa saja memang alkesnya. Paling tempat oksigen, tempat tidur, kemudian alat-alat tindakan pertama seperti infus dan lainnya. Itu tergantung bagaimana tingkat pasien,” ujarnya.
Hasbi kembali mempertanyakan, pengadaan ambulance, itu akan digunakan untuk pasien apa. Apakah untuk pasien Covid-19 atau untuk pasien umum.
“Pengadaan ambulan juga harus dipertanyakan, untuk siapa nanti kebutuhannya. Apakah untuk pasien Covid-19 atau untuk pasien umum, itu perlu dijelaskan juga,” tanya Hasbi.
“Kalau untuk pasien Covid-19 berarti itu ada peralatan khusus yang harus dipenuhi, kalau untuk pasien umum paling standar. Poinnya disitu,” sambung dia.
Diungkapkan Hasbi, tentunya saat ini ambulance sangat dibutuhkan oleh RSUD dan masyarakat. Tapi jika melihat harga dan pengadaannya hanya satu unit, itu terlalu besar.
“Memang saat ini kebutuhan ambulan sangat penting, melihat kebutuhan pandemi sekarang ini orang banyak butuh. Tapi kalau saya melihatnya dengan harga Rp2 miliar lebih itu harganya sangat Fantastis meskipun dengan alkes di dalamnya, kalau satu,” ungkapnya.
Iya juga mengakui, bahwa RSUD Cilegon merupakan tempat pelayanan dasar bagi masyarakat. Sehingga, kata dia, pengadaan peralatan itu sangat penting. Akan tetapi harus masuk logika.
“Saya kira RSUD merupakan pelayanan dasar, jadi wajar untuk membeli alat pendukung, cuma persoalannya jika dana Rp2 miliar lebih itu untuk satu unit saya kira harga yang cukup tinggi,” ujar Hasbi. (Amul/red)