Megtrust.co.id, CILEGON – Tanjakan Lebak Denok JLS Cilegon telan korban. Tak tanggung-tanggung dua insiden langsung dalam sepekan. Apakah kontruksi jalan yang terlalu curam ataukah bagaimana. Ini kata Kadis DPUTR.
Bagi pengendara truk bertonase tinggi diminta berhati-hati saat melintasi tanjakan Lebak Denok, pasalnya kerap makan korban. Dalam sepekan ini saja dua truk bertonase tinggi gagal mencapai puncak.
Berbagai pertanyaan pun timbul, mengenai tanjakan Lebak Denok yang berlokasi di Jalan Lingkar Selatan atau JLS Kota Cilegon. Apakah tanjakan yang panjang ataukan tonase yang terlalu tinggi.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang atau PUTR Kota Cilegon Ridwan memberikan sejumlah saran bagi para pengguna truk yang hendak melintasi tanjakan JLS.
Saran pertama dia adalah memastikan agar berat angkutan tidak melebihi kapasitas kendaraan, sebab rata-rata mobil yang celaka akibat over kapasitas.
“Kalau mau aman, jangan bawa barang melebihi kapasitas truk,” katanya saat dihubungi melalui telepon genggam, Sabtu 18 September 2021.
Ridwan pun menyarankan agar sopir memastikan mesin kendaraan dalam kondisi baik sebelum digunakan untuk aktivitas.
Sebab diduga penyebab lain sering gagalnya truk mencapai puncak tanjakan, itu karena kondisi mesin truk sudah harus dimaintainance.
“Periksa kelayakan truknya, masih layak tidak untuk mengangkut barang,” ujarnya.
Menurut Ridwan, pada dasarnya tanjakan tersebut tidak bermasalah lantaran tingkat elevasi atau kemiringan jalan terbilang normal.
“Kalau yang disalahkan adalah kemiringan jalan, itu kan kurang dari 20 derajat. Tingkat elevasinya masih normal,” tuturnya.
Ridwan menilai, menurunkan elevasi jalan bukan solusi tepat lantaran akan menimbulkan persoalan lain, maka itu butuh kajian lebih dalam untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kalau puncaknya diturunkan lagi, itu akan timbul maslaah lain. Di bagian atas itu kan perempatan, jadi kalau diturunkan akan mengorbankan lintasan lain,” ucapnya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Cilegon AKP Yusuf Dwi Atmodjo mengatakan, peristiwa sering terjadi di tanjakan Lebak Denok belum bisa memastikan dengan jelas penyebabnya. Pasalnya truk bertonase tinggi kerap menjadi korban.
“Coba soal jalannya ditanyakan kepada PU ya,” kata Yusuf.
Saidin, warga Lebak Denok kepada wartawan mengatakan, tanjakan tersebut kerap memakan korban baik mobil berukuran besar maupun kendaraan pribadi.
Kata Saidin, persoalan pada jalur tersebut tidak lain tanjakannya yang terlalu panjang, menyebabkan mesin truk bertonase tinggi kehabisan tenaga.
“Rata-rata truk yang gagal sampai puncak tanjakan itu karena kehabisan tenaga,” tuturnya.
Truk-truk yang kehabisan tenaga, biasanya karena terlambat mengambil ancang-ancang, selain itu saat hendak mencapai puncak tanjakan tidak bermanuver zig-zag.
“Sopir yang telat ambil ancang-ancang, itu biasanya yang celaka. Lalu dia juga tidak zig-zag ketika tenaga truk mulai habis,” ucapnya. (Amul/red)