Megatrust.co.id, CILEGON – Tanaman para nelayan di Tanjung Peni di lahan milik PCM ditabrak proyek pembuangan pasir PT Lotte Chemical, nelayan mengaku kecewa. Kekecewaan nelayan, itu lantaran pihak perusahaan PT Lotte Chemical menjanjikan kompensasi kepada nelayan.
Pantauan Megatrust.co.id di lokasi, sejumlah alat berat dan kendaraan truk pengangkut pasir sudah melakukan pengurugan terhadap lahan milik PCM atau Pelabuhan Cilegon Mandiri sejauh kurang lebih 500 meter.
Tanaman yang ditanam oleh para nelayan berupa papaya, pisang, ubi-ubian, singkong dan lainnya sudah tidak terlihat dan sudah diratakan oleh tumpukan pasir milik PT Lotte Chemical.
Informasi yang dihimpun Megatrust.co.id, lahan milik PCM yang di manfaatkan oleh para nelayan Tanjung Peni, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, itu sudah diurug pasir. Tidak hanya itu, PT Lotte Chemical juga berencana akan membabat tanaman mangrove.
Para nelayan yang memanfaatkan lahan milik PCM itu pun mengaku kecewa dengan janji yang diberikan oleh PT Lotte Chemical. Pasalnya janji tersebut sudah sepekan berlalu.
“Waktu itu hari Selasa minggu lalu kita dijanjikan akan diberikan Kompensasi, karena tanaman kita akan digusur,” kata salah seorang nelayan bernama Kardi.
Kata Kardi, pihaknya tidak mempersoalnya besaran yang nantinya akan diberikan kepada para nelayan yang menggarap lahan PCM, akan tetapi janji dari minggu lalu sampai hari ini belum direalisasikan oleh perusahaan.
“Yang saya bikin kesel itu, janjinya. Bahkan ada nelayan juga yang kerja sampai izin dua hari, kita tunggu dari perusahaan tidak kunjung datang sampe sore,” ujar Kardi.
Dikatakan dia, Kardi bersama 7 rekan nelayan lainnya menggarap lahan milik PCM itu bukan waktu yang sebentar.
“Saya sudah 2 tahun lebih, tanaman saya disitu banyak. Singkong, pepaya, pisang dan lainnya,” katanya.
Kekecewaan itu tidak hanya dirasakan oleh Kardi, melainkan oleh seluruh nelayan yang menggarap lahan tersebut seperti, Hanafi (65) juga mengaku kecewa dengan perusahaan. Ia mendapat informasi jika perusahaan mau memberi kompensasi atas tanamannya yang digusur. Namun sampai saat ini tidak ada tindak lanjut.
“Katanya mau diganti, tapi belum ada kabar lagi,” ujarnya saat di Pantai Tanjung Peni
Hanafi mengaku sudah mulai bercocok tanam tanaman singkong, pisang, kacang, jagung, timun suri dan labu sejak tahun lalu. Hasil cocok tanam biasanya dia jual dan terkadang dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.
“Seumpama dapat hasil pisang banyak, yah dijual. Kadang juga dimakan sendiri,” tuturnya.
Ia meminta agar perusahaan dapat mengganti rugi tanamannya yang terdampak pembuangan pasir. Sebagai rakyat kecil, ia hanya mengharapkan etikad baik perusahaan.
“Tolong ini, kita hanya rakyat kecil, itu yang kita minta bantu,” terangnya.
Sementara, Manajer SDM PT Lotte Chemical Indonesia, Nurman mengaku akan membantu nelayan yang terdampak aktivitas PT Lotte Chemical.
“Insya Allah akan kita bantu. Kita akan mengajukan bantuan kadeudeuh,” tutur Nurman saat ditemui di lokasi.
Pada dasarnya, kata Nurman, pembuangan pasir di lahan Warnasari milik Pemkot Cilegon itu telah disepakati dengan Pemkot Cilegon di era kepala daerah sebelum Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta memimpin. Kala itu, pengelola lahan Warnasari yakni PCM memohon agar Lotte jika kelebihan pasir bisa menghibahkan pasir untuk menguruk lahan Warnasari.
“Awalnya dari walikota yang dulu minta pasir untuk meratakan tanah dan kebetulan dari kita, di lahan kita sudah settle (padat). Karena PCM mau, kita berikan disitu. Jadi itu bentuk koordinasi swasta dengan BUMD saja,” bebernya.
Mengenai kompensasi kepada nelayan, selain dari perusahaan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan PCM untuk membantu hal yang sama kepada nelayan.
“Nanti dikoordinasikan juga dengan PCM. Kalau kita kan karena diminta bantuan untuk uruk, di lahan Warnasari, jadi kita uruk. Kita paham disitu (Lahan Warnasari) ada tanaman dari para nelayan, makanya kita nanti koordinasi lagi dengan PCM,” pungkasnya. (Amul/red)