MEGATRUST.CO.ID, – Gunung Anak Krakatau atau GAK keluarkan asap tinggi, pada Kamis (3/2/2022) sekira pukul 16.15 WIB. Ini dugaan penyebabnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Megatrust.co.id, peristiwa GAK mengeluarkan asap tebal setinggi kurang lebih 200 meter dari puncak GAK, atau 375 meter dari permukaan laut atau Mdpl diduga kuat akibat terjadinya gempa tektonik lokal.
Baca Juga:Â Gunung Anak Krakatau Hembuskan Asap Setinggi 200 Meter
Ketua Pos Pengamatan GAK Pasauran Deny Mardiono mengatakan, peristiwa kemunculan asap kelabu di atas GAK diduga akibat adanya guncangan gempa tektonik lokal disekitaran gunung. Sehingga, aktifitas GAK meningkat.
“Kemungkinan besar efek dari adanya kemarin gempa tektonik lokal di sekitaran GAK, itu meningkatkan aktifitas gunung anak Krakatau,” kata Deny.
Baca Juga:Â Gempa Kembali Terjadi Guncang Banten Berkekuatan Magnitudo 5,4 Dirasakan Hingga Tambun
“Adanya gempa tektonik lokal yang bisa memicu aktifitas anak Krakatau,” tambah dia.
Dikatakan dia, pihaknya tidak bisa memantau radius gempa tektonik lokal tersebut. Namun Ia memprediksi gempa tersebut terjadi di sekitaran GAK.
“Kalau radius gempa itu ada disekitaran anak Krakatau bisa ditubuhnya Krakatau sendiri bisa di luar tubuh Krakatau, ya mungkin jarak antara 2 kilo sampai 10 kilo dari Krakatau,” katanya.
Baca Juga:Â Usai Diguncang Gempa, Gubernur Banten Tetapkan Kondisi Luar Biasa Darurat Bencana
Lebih lanjut Deny menjelaskan, peristiwa munculnya asap di GAK itu terpantau melalui CCTV di Pulau Sertung.
Kendati begitu, pihaknya belum mengetahui adanya erupsi atau dentuman yang terjadi di tubuh GAK, karena belum terpantau dari alat Seismograf.
Baca Juga:Â Update Data Sementara Pasca Gempa Guncang Banten Berkekuatan Magnitudo 6.6
“Sampai dengan saat ini di Seismograf Pasauran belum terekam letusan, kita hanya memberikan informasi terkini bahwa saat ini Gunung Anak Krakatau teramati hembusan asap kurang lebih 200 meter warna kelabu,” katanya.
“Kita sudah melaporkan sesuai kejadian ke pos Bandung, disana sudah menanggapinya bahwa asapnya menerus,” tambah dia.
Kata dia, status GAK saat ini masuk ke level II atau waspada, itu untuk para wisatawan yang mendekat ke GAK.
Baca Juga:Â Akibat Gempa Banten, 17 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang Terdapak
“Statusnya sekarang sudah level II atau waspada, itu sejak 25 Maret 2019,” katanya.
“Kalau masyarakat yang mendekat kesana berbahaya, kalau masyarakat disekitar Banten tidak berbahaya,” tambah dia,” tambahnya
Atas peristiwa itu, Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan tetap beraktifitas seperti biasanya.
Baca Juga:Â Tidak Hanya di Kabupaten Pandeglang, Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 6.7 juga Rusak Sekolah di Lebak
“Masyarakat di sekitaran Banten tetap beraktifitas seperti biasanya, namun tingkatkan kewaspadaan dan jauh dari bahaya dari gunung anak Krakatau, kalaupun bahaya itu yang mendekati anak Krakatau,” imbaunya. (Amul/Red)