MEGATRUST.CO.ID, – Tetua warga Baduy dalam dan Baduy luar adalah Puun. Diketahui, Puun akan ‘ngamuk’ ketika yang mengunjunginya itu hanya untuk main-main atau sebatas kenal dan tidak memiliki kepentingan.
Dilansir Megatrust.co.id, dari kanal YouTube Ayi Astaman, yang berdialog langsung dengan tokoh Baduy luar bernama Olot Syarif, bahwa puun akan marah ketika didatangi orang yang tidak memiliki kepentingan atau hanya main-main dan sebatal kenal.
Olot Syarif menjelaskan, puun merupakan tetua di suku baduy. Ia (Puun) orang yang sangat dihormati di suku baduy. Untuk bertemu dengan puun tidak sembarangan, melainkan harus memiliki keperluan.
Baca Juga: Syarat dan Cara Pernikahan Baduy Luar dan Dalam
“Lamun orang luar temenang lamun jeng ulin-ulin (Kalau orang luar dari baduy itu tidak boleh main-main), itu menurut peraturan orang Kanekes. Kecuali aya keperluan atau kebutuhan kalau hanya untuk kenal, dan main-main itu nanti biasanya di marahin,” kata Olot Syarif saat bersantai diwawancai Ayi Astaman.
Ia menjelaskan, ketika warga dari luar baduy berniat main-main dan hanya sebatas ngobrol dengan Puun, itu paling ditemui oleh orang tua disana namun bukan Puun melainkan Jaro (Kepala Desa) atau warga lainnya.
“Paling anu manggihan kolot anu lain, jaro lamun te nu lain, moal kapanggih jeng puun mah. (Paling juga ketemu dengan orang tua lainnya seperti Jaro, dan warga lainnya, tidak bertemu dengan puun. Kalau puun pasti tidak akan ketemu). Eta aturana sarua bae jeng anu di Cikeusik jeng Satawarna, (Itu sama saja peraturannya dengan Cikeusik dan Satawarna juga),” tuturnya.
Baca Juga:Â Mengenal Pernikahan Suku Baduy
Tentunya, olot Syarif menambahkan, masyarakat baduy luar dan baduy dalam ketika ingin bertemu dengan puun, itu sudah bisa dipastikan bertemu dengan puun.
“Lamun kami mah bisa, (kalau kita bisa) terus kalau ada keperluan itu pasti ketemu dengan puun. Jadi kalau ada perlu dan lari ke girang pasti ketemu kolot (Jadi kalau ada perlu lari ke dalam, pasti ketemu puun),” ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, meski begitu, warga baduy luar dan warga baduy dalam wajibnya itu mengunjungi puun setahun sebanyak 9 kali. Karena menurutnya, sebagai bentuk menerima wejangan dari puun untuk melangsungkan kehidupan.
“Lamun kami mah diwajibkeun ketemu jeng puun satahun 9 kali. (diwajibkan ketemu dengan puun setiap tahun itu sebanyak 9 kali, itu sudah pasti ketemu dengan puun),” ujarnya. (Amul/Red)