MEGATRUST.CO.ID – Mampu mengenyam pendidikan tinggi pada zaman penjajahan Belanda merupakan sebuah keistimewaan, pasalnya jarang sekali penduduk pribumi Indonesia mampu mengenyam pendidikan sarjana kecuali para keturunan bangsawan atau pejabat pribumi.
Perempuan beruntung bernama Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo kelahiran Serang, 18 Agustus 1911, dia dibesarkan di Kuningan Jawa Barat ditempat ayahnya menjabat sebagai Bupati bernama Raden Adipati Arya Moehammad Achmad, istrinya bernama R.A Hadidjah Djajadiningrat.
Maria Ulfah berhasil menuntaskan pendidikannya di Belanda pada jurusan hukum tahun 1933 diusinya yang ke 22 tahun, sehingga dia meraih gelar sebagai sarjana hukum perempuan pertama di Indonesia asli Banten.
Baca Juga : Serapan Anggaran Pembangunan di Kota Serang Diklaim Optimal, Gedung Pemkab Serang Masih Terkendala
Sederet prestasi telah ditorehkan oleh perempuan cerdik ini, diantaranya :
1. Guru SMA Muhammadiyah Perguruan Rakyat (1934-1942)
2. Anggota BPUPKI/Perumus batang tubuh UUD 1945
3. Anggota KNIP
4. Pegawai Kementeruan Kehakiman
5. Menteri sosial Kabinet Sjahrir II dan III (1946-1947)
6. Sekretaris Perdana Menteri RI (1947-1962).
7. Ketua BSF (1950-1961)
8. Pegawai tinggi di Sekretariat Negara (1962-1967)
9. Ketua Dewan Film Nasional (1970-1976)
10. Anggota dewan pertimbangan agung (1968-1973).
Baca Juga : Bangun 2 Jembatan, Dinas PUPR Kota Serang Gelontorkan Anggaran Rp1,5 Miliar
Segudang prestasi yang sudah dilakukan oleh Maria Ulfah untuk bangsa Indonesia menandakan rasa cinta dan loyalitasnya terhadapa tanah air.
Dia menikah pada tahun 1938 dengan Mr Santoso, sepuluh tahun kemudian biduk rumah tangga dilaluinya, cobaan datang menerpa, suaminya meninggal dunia karena gugur dalam agresi militer Belanda di Indonesia.
Meski perjalanan karirnya yang cukup memukau, Maria Ulfah tetap seorang manusia biasa, dia sempat memilih untuk hidup sendiri atau menjanda sepeninggal suami pertamanya selama 15 tahun.
Baca Juga : Tak Terkalahkan, Lionel Messi Sabet Gelar Ballon D’Or Ke 8
Selepas masa berkabung dan sembuh dari lukanya, Maria Ulfah menemukan tambatan hati untuk menemani masa tuanya yaitu Soebadio Sastrosatomo dan keduanya menikah.
Sepanjang karir perjuangan Maria Ulfah, dia juga pernah menjabat sebagai ketua Badan sensor film selama 11 tahun.
Maria juga turut berperan dalam merintis berdirinya korps wanita Angkatan Darat (Kowad), juga menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya tingkat 2, Satya Lencana peringatan perjuangan kemerdekaan dan Bintang Mahaputra utama kelas 3.
Baca Juga : Selesai Bebersih, APK Caleg Masih Banyak yang Terpasang Tidak Teratur di Sekitar Jalanan Kota Serang
Sumber : kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id
(Emilda/Amul)