MEGATRUST.CO.ID – Berapa pekan kebelakang, Indonesia dilanda cuaca yang berubah dalam satu hari. Pagi hari kadang cerah berawan, siang hari terasa terik dan sore atau malam turun hujan ringan, sedang bahkan deras.
Termasuk udara terasa lembab yang mengakibatkan sensasi gerah yang dirasakan banyak orang.
Udara terasa lembab dan panas meski kadang matahari tidak bersinar terang pada siang hari.
Namun ternyata, hal ini bukan disebabkan oleh gelombang panas atau heatwave yang sedang terjadi di beberapa negara.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah heatwave.
Hal ini sebagaimana hasil pengamatan suhu yang dilakukan oleh BMKG dimana kondisi Indonesia tidak bisa dikategorikan heatwave.
Seperti diketahui, heatwave belakangan menerjang sejumlah negara Asia Tenggara.
“Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini, ” kata Dwikorita dikutip dari laman bmkg.go.id
“Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,” ungkap Dwikorita
Menurut Dwikorita, kondisi yang terjadi diakibatkan oleh pemanasan permukaan karena kurangnya pembentukan awan dan mulai kurangnya curah hujan.
Hal ini umum terjadi sebagaimana peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Kondisi peralihan ini dapat terlihat dari ciri-ciri cuaca yang berubah-ubah seperti pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dan sore atau malam turun hujan.
“Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari,” jelasnya. (Towil/Nad)