Megatrust.co.id, SERANG – Dalam acara adat seba Baduy yang di gelar di Pendopo Gedung Negara, Sabtu 18 Mei 2024.
Rupanya banyak warga Kanekes yang mengalami sakit, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti ungkap diagnosanya.
Pantauan Megatrust.co.id di lokasi, sejumlah warga Kanekes terdiri dari Baduy dalam dan Baduy luar mengerubungi mobil ambulance berisi pelayanan kesehatan.
Mereka ingin diperiksa kesehatannya karena mengalami berbagai macam penyakit yang dikeluhkan, baik sebelum Seba maupun saat Seba Baduy berlangsung.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti langsung turun tangan melakukan pemeriksaan warga Kanekes, dimulai dari pemeriksaan tensi darah, detak jantung dan lain sebagainya.
Tampak 4 petugas kesehatan turut membantu menulis diagnosa keluhan warga Kanekes, mencari obat dan memberikannya pada warga Kanekes.
Warga Kanekes mengantre satu persatu menunggu giliran untuk diperiksa langsung oleh Ati. Matras pun tersedia untuk melengkapi pelayanan kesehatan.
Ati menjelaskan, keluhan yang dihadapi oleh warga Kanekes pasca diperiksa kesehatannya yaitu batuk, sakit tenggorokan, pilek, sesak nafas akut, gatal-gatal dan lainnya.
“Kebanyakan ispa atau gangguan pernafasan akut, batuk, pilek, sakit tenggorokan, gatal-gatal dan lainnya,” kata Ati saat ditemui di lokasi.
Obat yang disarankan Ati untuk warga Kanekes yaitu antibiotik dan obat lainnya yang sesuai dengan gejala sakit yang dihadapi warga Kanekes.
Hafid, salah seorang warga Baduy luar mengaku mengeluhkan sakit pada kedua kakinya, karena ada benjolan berupa bisul.
Menurutnya, sakit itu diderita sebelum Seba berlangsung. Karen memiliki tekad yang kuat dan sudah mendaftarkan diri, Hafid tetap berangkat melaksanakan Seba meski kakinya sedang bisul.
“Sakit ini ada benjolan di kaki berupa bisul, karena saya punya tekad kuat jadi pengen ikut Seba dan sudah daftar makannya tetep ikut,” ungkapnya.
Dia mengaku sedang mengantre untuk meminta salep agar bisulnya hilang.
“Ini lagi minta salep,” katanya.
Adapun keluhan lainnya yang dirasakan Hafid yaitu kelelahan dan pegal karena setiap hari berkecimpung di kebun dan bertani.
“Pege-pegel, lumayan lelah namanya juga tani,” ungkapnya. (Emilda/Amul).