MEGATRUST.CO.ID – Belajar dan mengajarkan ilmu adalah dua aktivitas mulia yang mulia. Pada proses itu tentu terdapat pantangan yang harus dihindari.
Sehingga proses belajar dan mengajar ini berjalan dengan efektif dan membawa berkah sehingga ilmu yang dapat dan disampaikan bisa bermanfaat.
Berikut adalah beberapa pantangan dalam belajar dan mengajarkan ilmu yang perlu diperhatikan.
– Menghindari Sifat Malu dalam Menuntut Ilmu
Abdullah bin Abbas r.a. adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai ahli tafsir Al-Quran dan lautan ilmu. Semangatnya dalam menuntut ilmu membuatnya dihormati oleh sahabat lain.
Abdullah bin Abbas tidak pernah merasa malu atau sombong dalam mencari ilmu, yang menjadi kunci kesuksesannya dalam ilmu agama.
Seperti halnya, malu bertanya tentang hukum agama atau duduk di majelis ilmu karena takut dianggap bodoh adalah penghalang utama.
– Sifat Sombong dalam Menuntut Ilmu
Sifat sombong adalah penghalang besar dalam proses menuntut ilmu. Rasa sombong dapat muncul karena berbagai alasan, seperti:
1. Memiliki Gelar Akademis: Merasa lebih pintar dan meremehkan orang lain yang dianggap kurang berpendidikan.
2. Berada dalam Kelompok Tertentu: Menganggap kelompok atau jamaahnya paling benar dan meremehkan ulama dari kelompok lain.
3. Status sebagai Ustadz atau Kyai: Merasa superior karena status dan enggan untuk terus belajar.
4. Merasa Lebih Tua dan Berpengalaman: Meremehkan pendapat orang yang lebih muda.
5. Popularitas: Menganggap diri paling berpengaruh dan pintar sehingga meremehkan nasihat dari ulama yang tidak terkenal.
6. Orang Biasa yang Malas Belajar: Tidak mau berusaha belajar dan meremehkan pentingnya ilmu.
Imam Hanafi menegaskan bahwa ilmu yang hebat didapatkan karena tidak merasa kikir untuk berbagi ilmu dan tidak gengsi untuk menimba ilmu dari orang lain.
Sifat sombong bisa menjangkiti siapa saja, oleh karena itu, setiap individu harus berupaya menjauhkan diri dari sifat ini.
– Pantangan dalam Mengajarkan Ilmu
Mengajarkan ilmu juga memiliki pantangan yang harus dihindari. Sifat sombong dalam mengajarkan ilmu dapat menghilangkan keberkahan ilmu tersebut.
Mengajar hanya kepada orang-orang besar atau enggan mengajar jika hanya sedikit orang yang hadir adalah bentuk kesombongan.
Seorang pengajar harus selalu siap berbagi ilmu tanpa memandang status sosial atau jumlah audiens.
– Mengatasi Sifat Malu dan Sombong
Untuk mengatasi sifat malu dan sombong dalam belajar dan mengajar, penting untuk selalu bersikap rendah hati dan terbuka.
Menjaga niat yang tulus dalam mencari dan menyebarkan ilmu adalah kunci utama.
Selalu ingat bahwa ilmu adalah amanah yang harus disampaikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang status atau jumlah audiens.
– Keberkahan dalam Ilmu
Ilmu yang berkah adalah ilmu yang bermanfaat dan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Untuk mendapatkan keberkahan ini, kita harus menjauhkan diri dari sifat malu yang negatif dan sombong.
Dengan begitu, ilmu yang kita pelajari dan ajarkan akan membawa manfaat yang besar bagi banyak orang.
Pantangan dalam belajar dan mengajarkan ilmu adalah hal yang harus dihindari agar proses ini berjalan efektif dan membawa berkah.
Selalu bersikap rendah hati dan terbuka, serta menjaga niat yang tulus adalah kunci utama untuk mengatasi pantangan ini. Jadi, ilmu yang kita pelajari dan ajarkan akan menjadi berkah bagi banyak orang. Amin. (Domuro/Amul)