MEGATRUST.CO.ID – Salah satu puasa jelang Hari Raya Idul Adha adalah puasa Arafah.
Puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah. Jika dikonversikan ke kalender Masehi puasa Arafah dilaksanakan pada Kamis 5 Juni 2025.
Puasa ini adalah puasa paling istimewa sebelum Idul Adha. Keutamaannya dapat menghapus dosa dua tahun yang lalu dan akan datang.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim no.1162).
Namun puasa ini tidak dianjurkan bagi yang sedang menjalankan ibadah haji. Mengapa demikian?
Saat puasa Arafah, jemaah haji sedang menjalankan wukuf yang menjadi bagian dari puncak ibadah haji. Wukuf merupakan berdiam diri di Padang Arafah dan memperbanyak dzikir dan doa.
Jemaah haji berada di Arafah sejak pagi hingga matahari terbenam, pelaksanaan wukuf tentunya membutuhkan stamina yang cukup.
Bahkan, dalam beberapa pendapat ulama, berpuasa saat wukuf di Arafah bagi jemaah haji hukumnya makruh, atau lebih baik ditinggalkan.
Hal ini adalah bentuk keringanan (rukhsah) agar jemaah haji bisa menjalani ibadah dengan sempurna, baik secara fisik maupun spiritual.
Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa Rasulullah sendiri tidak berpuasa saat di Arafah ketika berhaji. Dari Ummu al-Fadl radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ
Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkuk susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).
(Nad/Amul)
