MEGATRUST.CO.ID – Menyambut 10 Muharram 1447 H, masyarakat di Desa Wisata Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang menyelenggarakan festival bubur ‘Suro’.
Festival tersebut diselenggarakan pada, Minggu 6 Juli 2025 yang akan dimeriahkan dengan ragam budaya dari kearifan lokal masyarakat.
Terdiri dari festival kuliner dan kirab bubur suro, pentas seni, lomba memasak bubur suro dan lomba pakaian adat serta stand UMKM.
Dalam sejarahnya, bubur suro bukanlah sesajen melainkan sebagai simbolis menyambut tahun baru islam.
Pada awalnya, bubur Suro dibuat untuk memperingati hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram.
Kalender Jawa yang diterbitkan oleh Sultan Agung saat itu mengacu pada penanggalan kalender Hijriah dalam islam.
Bubur Suro merupakan refleksi dari masyarakat Jawa atas keberkahan rizki yang diberikan Allah SWT.
Dalam proses pembuatannya, bubur suro menggunakan bahan dasar beras yang dimasak dengan aneka bumbu dan rempah tradisional seperti santan, serai dan daun salam sehingga rasanya lebih gurih dibandingkan bubur biasanya.
Toping pada bagian permukaan bubur suro disesuaikan dengan ciri khas daerah masing-masing.
Namun, ada pula di beberapa daerah termasuk di Banten yang menambahkan tujuh jenis kacang terdiri dari; kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang mede, jagung dan lainnya yang melambangkan tujuh hari dalam satu minggu.
Dalam versi lain disebutkan bahwa terciptanya bubur Suro untuk memperingati peristiwa besar yang dialami oleh Nabi Nuh bersama rombongannya selama 40 hari bertahan mengarungi banjir besar yang melanda dunia saat itu.
Sebagaimana tertera pada kitab kuno diantaranya Nihayatul Zain karya Syekh Nawawi Al-Bantani, Nuzhalul Majelis karya Syekh Abdul Rahman Al Usfuri dan Jam’ul Fawaid karya Syekh Daud fatani.
Diceritakan bahwa, pada saat itu Nabi Nuh sedang bertanya kepada para sahabat: Apakah masih ada makanan sisa di dalam kapal?? lalu sahabat menjawab “Masih ada ya nabi”.
Dijelaskan bahwa bhan makanan yang tersisa tersebut yakni kacang Poi, kacang Adas, kacang ba’ruz, tepung dan kacang hiton.
Bahan tersebut lalu dimasak bersamaan. Di sinilah cikal bakal terbentuknya santapan lezat bubur suro yang kita kenal sampai saat ini.
(Emilda Yuafi/Nad)