Megatrust.co.id, CILEGON, – Kenaikan harga BBM subsidi memiliki dampak yang sangat luar biasa. Tidak hanya bahan pokok yang ikut naik, tarif penyeberangan Merak-Bakauheni dipastikan dalam waktu dekat akan mengalami kenaikan.
Hal itu disampaikan langsung Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat atau BPTD Wilayah VIII Handjar Dwi Antoro, dalam waktu dekat ini tarif penyeberangan Merak-Bakauheni akan mengalami kenaikan. Kata dia, saat ini Dirjen Darat pada Kementerian Perhubungan tengah melakukan pengkajian untuk penyesuaian tarif.
“Jadi dengan kenaikan harga BBM, tentunya berdampak pada biaya operasi terhadap kapal penyeberangan. Bahkan sebelum kenaikan BBM pun pihak operator kapal sudah mengajukan kenaikan harga tarif, akibat tarif yang saat ini sudah ketinggalan,” kata dia ditemui di ruang kerjanya.
Baca Juga: Dampak Kenaikan BBM, Gapasdap Ancam Keluar Lintasan, Jika Pemerintah Tidak Lakukan Ini…
“Kenaikan tarif, saat ini sudah dibahas oleh Kementerian sebelum BBM naik, ini tentunya dengan kenaikan BBM akan berbeda lagi hitungannya,” sambung dia.
Kata dia, pembahasan tersebut sedang berlangsung di Kementerian Perhubungan. Saat ini pihaknya sudah mengirimkan data-data pendukung untuk penyeberangan Merak-Bakauheni.
“Hari ini pun saya sudah di WA untuk mengisi data-data Merak-Bakau yang terkait biaya operasi. Mereka (Kemenhub) minta data jumlah penumpang, data trip pelayaran,” tuturnya.
“Intinya kami dan operator kapal menunggu keputusan dari pusat, dalam hal ini Kemenhub Dirjen Perhubungan Darat, kalau sudah keluar SK tarifnya itu akan di acu. Kami akan mengawasi kenaikan tarif, biasanya di awal, kenaikan tarif berdampak daya beli masyarakat,” kembali Handjar menambahkan.
Baca Juga: Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Cilegon Sampaikan Tuntutan ke DPRD.
Handjar mengungkapkan, pihaknya di BPTD Wilayah VIII Banten saat ini tengah mempersiapkan pengamanan dan regulasi, terkait nanti diterbitkannya SK penyesuaian tarif penyeberangan. Menurut dia, tentu di lapangan terdapat gejolak.
“Jadi kami juga mengantisipasi jangan sampai terjadi benturan atau gesekan kepentingan, ada yang mau naik dan ada yang tidak mau naik. Itu berlaku juga untuk angkutan darat BIS,” ujarnya. (Amul/Red)