Megatrust.co.id, CILEGON, – Para nelayan di Kota Cilegon menanggung beban semakin berat setelah pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu diperparah dengan, para nelayan dikabarkan belum menerima Bantuan Langsung Tunai atau BLT BBM.
Diketahui, Pemerintah telah menaikan BBM jenis pertalite dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter kini menjadi Rp10.000 per liter dimana bbm jenis pertalite ini yang sering digunakan oleh nelayan di Kota Cilegon.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Tatang Tarmizi mengatakan imbas kenaikan BBM jelas berdampak pada kehidupan para nelayan di Kota Cilegon. Apalagi pada musim timur seperti ini, para nelayan sulit untuk menangkap ikan.
“Nelayan Cilegon sangat terdampak naiknya harga BBM ini. Harga kemarin saja nelayan sudah berat, apalagi saat ini naik lagi belum lagi nelayan sulit cari ikan karena musim timur,” kata Tatang Tarmizi kepada Megatrust.co.id pada Jum’at, 9 September 2022.
Dikatakan Tatang, dampak kenaikan bbm bukan tidak mungkin ke depannya harga ikan atau tangkapan laut lainnya juga akan ikut naik.
“Kedepan ya pasti menyesuaikan (untuk harga ikan dan tangkapan laut), karena biaya melaut juga otomatis naik,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Tatang, ongkos melaut setiap nelayan di Kota Cilegon perhari untuk rata-rata bisa menghabiskan 20 sampai 30 liter pertalite.
“Rata-rata melaut kan 20 sampai 30 liter ya, jadi bisa di hitung biayanya dengan harga bbm saat ini,” tuturnya.
Tatang berharap, Pemerintah pusat harus mengkaji ulang terhadap naiknya harga BBM ini, apalagi naiknya tinggi dan dirasakan sebegitu besar.
“Bisa dikaji ulang dengan naiknya harga BBM, ada solusi bagi nelayan karena ini merambat ke yang lainnya biaya operasional nelayan, logistiknya, makannya sehari-hari, biaya hidup dan lain-lain ikut naik,” harapnya.
Selain itu, bantalan sosial berupa BLT yang akan diberikan Pemerintah untuk nelayan, dikatakan Tatang belum didapat.
“Saat ini belum dapat BLT BBM buat nelayan,” pungkas Tatang. (Nad/Amul)














