MEGATRUST.CO.ID – Tatkala idul fitri tiba, masyarakat Indonesia mempunyai tradisi saling bersalam-salaman saling memaafkan.
Sebagai orang Indonesia, mungkin kita tidak asing dengan istilah halal bihalal yang merujuk kepada kegiatan maaf-maafan.
Berbeda dengan saling bermaaf-maafan biasa, halal bihalal umunya dilakukan di tempat terbuka atau di suatu ruangan luas dengan banyak orang.
Namun sebenarnya tak banyak orang tahu terkait sejarah awal mula diadakan halal bihalal. Dan mengapa harus menggunakan istilah halal bihalal?
Dilansir dari instagram @perpusnas.go.id, dilatarbelakangi pada tahun 1948, saat dimana Indonesia mengalami disintegrasi bangsa. Dimana saat itu para elit politik saling bertengkar bahkan terjadi pemberontakan di mana-mana.
Presiden Republik Indonesia pertama saat itu Bung Karno mengundang Kiai Wahab Hasbullah pada pertengahan Ramadhan.
Saat itu Bung Karno mengundang pada Kiai Wahab datang ke istana negara. Tujuannya ialah meminta pendapat terkait solusi konflik di Indonesia.
Pada saat itu Kiai Wahab memberi saran untuk menyelenggarakan pertemuan silaturahmi antar pemimpin partai.
Pada saat itu pula, Bung Karno ingin istilah yang berbeda namun tetap merujuk pada makna silaturahmi.
Maka tercetuslah istilah halal bihalal. Halal bihalal merujuk pada filosofi permusuhan antar tokoh politik adalah haram. Maka harus dihalalkan agar rukun kembali (Towil/Amul)
Sumber: instagram @perpusnas.go.id