Konveksi
Nasional

8 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Berbagai Daerah 

×

8 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Berbagai Daerah 

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Berbagai Daerah. Pixabay AhmadArdity

MEGATRUST.CO.ID Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari lagi, masyarakat Indonesia mengadakan tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun.

Tradisi ini sebagai bentuk penyambutan dan persiapan menyucikan diri sebelum menjalani ibadah puasa.

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk menyambut Ramadhan.

Berikut ini beberapa tradisi unik masyarakat Indonesia untuk menyambut bulan suci Ramadhan, dikutip dari laman kemenparekraf.go.id.

1. Meugang (Aceh)

Tradisi menyambut bulan Ramadhan di Aceh yaitu tradisi Meugang atau Haghi Mamagang.

Sebuah tradisi menyambut Ramadan yang sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam, atau sudah berlangsung sejak abad ke-14.

Tradisi Meugang diisi dengan kegiatan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum bulan Ramadhan. Olahan daging tersebut disantap bersama dengan seluruh anggota keluarga, kerabat, atau yatim piatu.

Selain dilakukan saat menyambut Ramadhan, tradisi Meugang juga dilaksanakan saat menyambut Idul Adha dan Idul Fitri.

2. Malamang (Sumatra Barat)

Malamang adalah tradisi memasak lemang yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau, terutama di daerah Sumatera Barat, untuk menyambut Ramadhan.

Baca Juga :  Tahapan Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Khusus SMA Tidak Ada Tes Bahasa Inggris 

Lemang terbuat dari beras ketan yang dimasukkan ke dalam bambu, lalu dipanggang di atas api.

Lemang ini kemudian dibagikan ke saudara dan tetangga, serta menjadi salah satu makanan khas yang dinikmati saat berbuka puasa.

Tradisi Malamang ini berawal dari ajaran Syekh Baharudin, seorang ulama asal Pariaman, yang menyarankan masyarakat untuk memasak lemang sebagai makanan halal ketika berkunjung ke rumah penduduk.

3. Marpangir (Sumatra Utara)

Beberapa daerah di Sumatra Utara memiliki tradisi menyambut Ramadan yang dikenal dengan Marpangir.

Marpangir adalah tradisi mandi secara tradisional menggunakan dedaunan atau rempah. Seperti daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang sebagai wewangian.

Tradisi Marpangir dilakukan masyarakat Sumatra Utara sebagai bentuk membersihkan diri sebelum masuk bulan Ramadhan.

4. Nyorog (Jakarta)

Tradisi Nyorog adalah memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua. Baik itu orang tua atau mertua yang sudah berbeda rumah, maupun ke tokoh daerah setempat.

Tradisi Nyorog tidak semerta-merta sebagai kegiatan berkirim makanan saja. Justru, tradisi menyambut Ramadhan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjalin silaturahmi guna mempererat tali persaudaraan antar sesama.

Baca Juga :  Diikuti Seluruh Kepala Daerah, Apa itu Retret yang diselenggarakan di Magelang?

5. Cucurak (Jawa Barat)

Tradisi Cucurak atau dalam bahasa Sunda diartikan sebagai bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Selain berkumpul, tradisi Cucurak biasanya diisi dengan makan bersama beralas daun pisang sambil duduk lesehan. Menu yang disajikan mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan.

Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tradisi Cucurak tidak hanya sebagai kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama saja. Tapi menjadi momen silaturahmi dan ajakan untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Tuhan.

6. Padusan (Yogyakarta)

Masyarakat Yogyakarta turut memiliki tradisi dalam menyambut Ramadhan yang masih dilakukan hingga sekarang. Namanya adalah Padusan, atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi).

Padusan dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.

Jika ditelaah lebih dalam, Padusan juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah diperbuat. Sehingga, umat Islam bisa menjalankan ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.

Baca Juga :  Diikuti Seluruh Kepala Daerah, Apa itu Retret yang diselenggarakan di Magelang?

7. Megibung (Bali)

Umat Islam yang berada khususnya di Kabupaten Karangasem, Bali memiliki tradisi menyambut Ramadhan yang dinamakan dengan Megibung.

Tradisi Megibung dilakukan dengan kegiatan memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar.

Tradisi Megibung memiliki tata penataan makanan yang unik. Nasi akan diletakkan di wadah yang disebut dengan gibungan. Sedangkan, lauknya disajikan di sebuah alas karangan. Menurut kepercayaan, tradisi Megibung merupakan bentuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan.

8. Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Selanjutnya ada tradisi Mattunu Solong, sebuah tradisi menyambut Ramadhan yang dilakukan masyarakat Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Tradisi menyambut Ramadhan ini dilakukan dengan menyalakan pelita tradisional yang terbuat dari buah kemiri dan ditumpuk dengan kapuk, lalu dililitkan pada potongan bambu. Pelita tersebut ditempel di pagar, halaman, anak tangga, pintu masuk, hingga dapur.

Menurut kepercayaan, tradisi Mattunu Solong bertujuan mendapatkan keberkahan dari Sang Pencipta dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Selain itu, tradisi ini juga dilakukan sebagai permohonan kepada Tuhan yang Maha Esa agar senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang, sehingga bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar.

(Nad/Amul)