Megatrust.co.id, SERANG – Pancuran Emas, mata air di Sungai Ci Banten yang berada di Dalung Kota Serang memiliki filosofis dan sejarah yang bermakna bagi Urang Kanekes Baduy.
Mata air tersebut, dahulu digunakan oleh leluhur Urang Kanekes Baduy untuk menyucikan diri.
Konon katanya diceritakan kang Mursid Baduy dari leluhurnya bahwa sudah 50 tahun berlalu tidak dilaksanakan penyucian diri/mandi di Pancuran Emas.
“Kata orang tua dulu mandinya di Pancuran Emas sebelum ke Ci Banten yang di belakang Pendopo,” ujarnya saat ditemui saat Seba Baduy 2025.
Mursid menjelaskan, terputusnya informasi lokasi ke Pancuran Emas karena kondisi lingkungan yang sudah berubah, yang tadinya dikelilingi hutan, kini sudah dipadati rumah penduduk.
Bahkan, Mursid dan rekannya sempat tersesat karena lokasi menuju Pancuran Emas sudah dipadati rumah penduduk.
“Sudah sekitar 50 tahun baru dipakai lagi mandi di Pancuran Emas. Baru kesini lagi karena perubahan zaman, lupa jalan, sekarang banyak perumahan, sempet nyasar,” jelasnya.
Diceritakan leluhurnya bahwa dulunya Pancuran/pipa tempat penyangga air di lokasi tersebut terbuat dari emas asli. Sedangkan saat ini pancuran tersebut sudah berganti menjadi bambu.
“Pancuran emas dulunya pancurannya emas asli bukan bambu. Sekarang kurang tahu di mana apakah dimuseumkan atau memang tidak terlihat/kasat mata,” kata Mursid.
Saat ditanya terkait asal-usul Pancuran Emas, Mursid mengatakan bahwa lokasi tersebut adalah titik arahan ratu zaman dulu.
“Itu titik arahan ratu zaman dulu,” ungkapnya.
Ditambahkan Mursid, sedikitnya ada sekitar 200 orang Urang Kanekes yang baru mengikuti Seba Baduy melakukan mandi di Pancuran Emas pada Seba yang dijuluki dengan sebutan Seba Gede ini.
(Emilda Yuafi/Nad)