Megatrust.co.id, SERANG – Siswi SMK di kabupaten Serang mengaku telah dihamili oleh pacar berkali-kali, karena pacar tidak mau bertanggungjawab endingnya miris sekali.
Seorang siswi SMK MN (18) menjadi korban kekerasan seksual oleh seorang pria yang tidak lain kekasihnya sendiri hingga mengalami kehamilan.
Parahnya, MN mengaku mengalami 3 kali kehamilan dan harus menggugurkan kandungan sebanyak 3 kali pula.
Diketahui, peristiwa itu terjadi pada bulan Juli 2024. MN yang saat itu masih berusia 17 tahun dan masih duduk di kelas 2 SMK di salah satu kecamatan di Kabupaten Serang menceritakan, awalnya dirinya menjalin kisah asmara dengan terduga pelaku AS yang juga teman sekolahnya.
MN mengaku, dirinya pada bulan Juli 2024 diajak ke sebuah kos-kosan oleh pelaku. Di situlah keduanya berhubungan intim layaknya suami istri.
Namun, setelah mengetahui dirinya hamil, MN memberi tahu pelaku yang juga sang pacar. Namun, diketahui pelaku tidak percaya atas kehamilan MN dan tidak ingin bertanggung jawab.
“Karena saya takut dan terduga pelaku tidak ada tanggung jawab akhirnya waktu itu digugurkan,” kata MN kepada Megatrust.co.id pada Ahad 29 Juni 2025.
Lebih lanjut, MN mengatakan, di tahun tahun yang sama, juga di tahun 2024, MN mengaku hamil untuk kedua kalinya dengan pelaku. Seperti sebelumnya, AS tidak bertanggungjawab atas perbuatannya.
“Lagi-lagi pelaku tidak mau tanggung jawab, akhirnya digugurkan lagi, saya takut,” ujar MN.
Pada Tahun 2025, lanjut MN, dirinya masih menjalin hubungan asmara dengan terduga pelaku. Bahkan diakui Man, dirinya mendapatkan perlakuan kekerasan.
“Saya di cekik, dijambak, disentil dadanya, dicubit, itu gara-gara terduga pelaku itu mau ngerebut handphone saya mau menghapus bukti-bukti kehamilan,” ungkapnya.
MN mengatakan, di bulan Mei tahun 2025, untuk ketiga kalinya ia hamil setelah berhubungan dengan pelaku.
Seperti sebelumnya, lagi-lagi pelaku enggan bertanggung jawab atas kehamilan MN, sehingga MN kembali menggugurkan kandungannya.
“Hingga ke tiga kalinya digugurkan, saya mengalami pendarahan sakit banget, badan pada sakit,” ungkapnya.
Atas peristiwa itu, MN berharap agar dirinya mendapat perhatian dan perlindungan dari lembaga pemerhati anak.
“Saat ini saya bingung, mau buat laporan juga bingung, sekarang mau visum aja tidak tahu kemana,” pungkasnya.
(Towil/Nad)