Megatrust, CILEGON – Pemkot Cilegon meminta kepada industri agar program Corporate Social Responsibility atau CSR sejalan dengan pembangunan daerah.
Itu, disampaikan langsung oleh Wali Kota Cilegon Robinsar dalam kegiatan forum CSR di The Royal Krakatau, Kota Cilegon, Selasa 23 Desember 2025.
Sinkronisasi program CSR industri dengan pembangunan daerah, itu melalui Bappeda Litbang Kota Cilegon.
Wali Kota Cilegon, Robinsar, mengimbau seluruh industri di Kota Cilegon untuk berperan aktif melalui program CSR dalam mendukung pembangunan daerah.
Katanya, terutama pada sektor meningkatkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Cilegon.
Robinsar juga mendorong agar pelaksanaan program CSR dapat difokuskan pada penanganan rumah tidak layak huni atau rutilahu dan sektor pendidikan.
Menurutnya, hingga saat ini masih terdapat ribuan rumah warga dengan kondisi tidak layak, serta sejumlah sekolah yang mengalami keterbatasan ruang kelas dan kerusakan bangunan.
“Saat ini tercatat sekitar 2.100 rumah tidak layak huni di Kota Cilegon. Selain itu, masih banyak sekolah yang kekurangan ruang kelas dan ada juga bangunan sekolah yang kondisinya rusak. Ini menjadi perhatian bersama,” tegasnya.
Ia berharap, keberadaan industri di Kota Cilegon tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga mampu memberikan manfaat sosial yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Industri harus menjadi bagian dari solusi permasalahan sosial. Kami berharap kehadiran industri benar-benar membawa manfaat nyata dan sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Robinsar.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappedalitbang Kota Cilegon, Ahmad Jubaedi, mengatakan CSR memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan.
“Kami ingin CSR benar-benar terarah, inovatif, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami membangun kesepahaman bersama terkait prioritas pembangunan daerah yang dapat didukung oleh CSR,” ungkap Jubaedi.
Ia menjelaskan, terdapat tiga tujuan utama dari kegiatan tersebut, yakni menyelaraskan pandangan antara pemerintah daerah dan dunia industri, mendorong kolaborasi yang lebih terarah, serta melahirkan inovasi CSR yang tidak hanya berdampak sosial, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Jubaedi menambahkan, kegiatan sinkronisasi CSR ini diikuti oleh sekitar 100 industri dari berbagai sektor, mulai dari petrokimia, logam dan baja, logistik, kepelabuhanan, pangan, energi dan utilitas, hingga jasa, engineering, dan teknologi informasi.
“Kami berharap keterlibatan lintas sektor ini dapat memperkuat kontribusi dunia industri dalam mendukung pembangunan daerah secara menyeluruh,” katanya. (Setiawan/Amul)














