Konveksi
Peristiwa

Akui Kecolongan, Kades Petir : Bendahara Palsukan Tanda Tangan Hingga Indikasi Puluhan Pinjol

×

Akui Kecolongan, Kades Petir : Bendahara Palsukan Tanda Tangan Hingga Indikasi Puluhan Pinjol

Sebarkan artikel ini
Kades Petir, Wahyudi mengaku kecolongan atas raibnya dana desa yang diduga digelapkan bendahara. Towil/Megatrust.

Megatrust, SERANG – Kepala Desa atau Kades Petir Wahyudi mengaku kecolongan dalam proses pencairan dana desa. Bendahara YS diduga memalsukan tanda tangannya untuk proses pencairan.

Hingga saat ini, bendahara YS belum diketahui keberadaannya setelah menggondol dana desa beberapa waktu lalu.

“Ketahuan setelah saya dikonfirmasi oleh supervisor kecamatan termasuk pendamping desa,” kata Wahyudi kepada awak media pada Selasa 13 Oktober 2025.

“Karena pada saat itu dana untuk kegiatan fisik itu sudah dikeluarkan. Saya tidak merasa memerintahkan dana itu dikeluarkan,” sambungnya.

Kades mengaku, setelah mengetahui hal tersebut dirinya syok lantaran mengetahui tanda tangannya dipalsukan oleh YS.

“Bahkan saya syok juga tanda tangan saya dipalsukan oleh dia, pengambilan tanpa sepengetahuan saya,” ujarnya.

Bahkan, Yudi mengaku sampai menelusuri riwayat transaksi dari istri YS dan menemukan indikasi puluhan akun pinjol.

“Silaturahmi ke rumahnya, anak saya juga pernah pinjam hp istrinya (bendahara) minta izin, bahkan dikasih (suruh cek) tapi anak saya menolak,” kata Wahyudi.

” Biar istrinya saja yang membuka, setelah dilihat katanya sih pinjol kalau tidak salah puluhan aplikasi pinjol,” sambungnya.

Yudi mengakui, sejauh yang ia kenal, hubungan antara dia dan YS serta semua perangkat desa berjalan relatif baik.

Ia tidak mengira YS yang diberi kepercayaan olehnya bisa berbuat hal demikian yaitu menggelapkan dana desa sejumlah 1 miliar.

“Selama ini kami tidak ada kecurigaan ke arah sana, secara personal kita baik dengan yang lain juga tidak ada tanda-tanda, ya itulah kecolongannya,” ucapnya.

Lebih lanjut, Yudi mengungkapkan, tak lama setelah ditemukan indikasi ketidakberesan. Ia dan beberapa pihak langsung melakukan cek rekening koran.

Dari sana ia melihat kecurigaan dalam pencairan dana desa ia sama sekali tidak dilibatkan bahkan tidak mengetahui.

“Ada penarikan cek setelah saya lihat dari rekening koran. Itu saya tidak pernah menandatangani dan juga kalau itu pengambilan melalui cek (harus) antara bendahara dan kades yang hadir dan KTP asli. Nah KTP saya juga ada di kantong kan,” terangnya.

Yudi berharap kisruh yang terjadi akan segera menemui titik terang. Iapun mengaku menerima semua sangkaan dari masyarakat. Yang jelas, ia mengaku tidak terlibat dalam kasus yang dilakukan YS.

“Nanti pembuktian hukum yang akan bicara, yang jelas saya berharap pelaku segera tertangkap dan secara hukum konsekuensi harus diterima,” pungkas Yudi.

Sementara, ketua BPD desa Petir, Iim Nurhiman mengatakan, ia menerima kronologi di akhir Agustus 2025.

Dimana segera langsung ia berkoordinasi dengan Kades, camat, supervisor Kecamatan hingga pendamping.

Ia bahkan mengaku kaget, pasalnya ada beberapa staff desa yang ditransfer sejumlah uang oleh YS. Bahkan salah satunya seorang OB berinisial R yang telah meninggal dunia.

Namun, diakuinya uang tersebut hanya transit untuk kemudian langsung ditransfer kembali ke rekening pribadi YS.

“Yang paling mencolok dana itu ada salah satu ke OB yang sudah meninggal. Itu kemudian dimasukan ke rekening dia sekitar 300 jutaan, ATM nya itu dipegang oleh YS,” kata Iim.

“Terus ada lagi sekitar 600 juta ke rekening YS dan ada juga 2 orang staf yang pertama 150 lebih dan yang kedua hanya 27 itupun sudah diselesaikan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Iim menerangkan, wewenang BPD memang mempunyai tugas mengawasi. Namun, karena uang tersebut masih berada di dalam rekening desa maka belum terawasi sepenuhnya.

“Perlu kami jelaskan juga uang ini masih adanya di kas desa, belum bisa kita awasi sepenuhnya. Karena BPD sendiri memang ada tugas pengawasan cuma belum digelontorkan untuk kegiatan tersebut,” terangnya.

“(Uangnya) Keburu hilang,” tutupnya. (Towil/Amul)