Konveksi
Marwah

Keutamaan Puasa Syawal Dan Bagaimana Cara Mengerjakannya? Berikut Penjelasannya Menurut Ustad Adi Hidayat

×

Keutamaan Puasa Syawal Dan Bagaimana Cara Mengerjakannya? Berikut Penjelasannya Menurut Ustad Adi Hidayat

Sebarkan artikel ini
Tangkapan layar ceramah Ustad Adi Hidayat dalam kanal Youtube Adi Hidayat Official

MEGATRUST.CO.ID, – Syawal adalah bulan yang menandai berakhirnya Ramadhan. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan ibadah sunah di bulan syawal yang hanya pada saat itu saja keutamaan waktunya.

“Syawal adalah bulan spesial saat hari pertamanya selain melepaskan kita dengan rangkaian ibadah romadhon juga menghadirkan rangkaian ibadah sunah yang hanya ditunaikan di waktu itu saja,” kata Ustad Adi Hidayat dalam kanal Youtube Adi Hidayat Official

Karena menandai berakhirnya Ramadhan. Hal yang biasanya dilakukan adalah sholat idul fitri, memperbanyak takbir dan menyambung tali silaturahmi.

Selain itu, amalan di bulan Syawal yang paling lazim dilakukan adalah puasa Syawal sebanyak enam hari dalam satu bulan.

Pria yang dikenal dengan panggilan UAH juga menyampaikan informasi dari Abu Ayub Al Anshori r.a. yang diriwayatkan dalam hadis imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Siapapun yang menunaikan puasa romadhon lalu diikuti dengan menunaikan puasa sunah di bulan syawal sebanyak enam hari maka seakan-akan ia menyempurnakan puasa setahun penuh,” (H.R. Muslim)

Menurut UAH, dalam pelaksanaannya, puasa di bulan Syawal bisa dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan sesuai situasi.

Hal ini dikhawatirkan apabila masih ada urusan-urusan yang tidak bisa ditinggalkan seperti pekerjaan atau kunjungan silaturahmi yang terdapat jamuan hidangan.

Pria lulusan Al Azhar ini juga mengatakan apabila puasa Syawal mampu dikerjakan secara berurutan itu bagus, namun apabila tidak memungkinkan dilakukan berurutan tidak ada masalah.

Ustad Adi pun menjelaskan bahwa esensinya ibadah yang dilakukan saat bulan Syawal merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat ibadah di bulan Ramadhan.

“Jadi poinnya adalah ketika kita mampu mensyukuri nikmat ibadah di bulan romadhon dan mampu mengaktualisasikan semua nikmat itu dengan meneruskan secara konsisten ibadah ibadah kita dalam rangka syukur kepada Allah itu yang diapresiasi oleh Allah SWT,”

Adapun hikmahnya adalah apabila konsisten akan membuat setiap waktu amalan ibadah kita terjaga setiap waktu tidak hanya saat Ramadhan.

“Sehingga nilai ibadah tidak terbatas di romadhon tapi seakan-akan setiap waktu terjaga sampai bertemu romadhon kembali,” pungkasnya. (Towil/Amul)