Konveksi
Daerah

Meski Ramai Pengunjung, Seorang Pedagang Dodol di Kawasan Wisata Religi Banten Lama Mengaku Ada Penurunan Pembeli

×

Meski Ramai Pengunjung, Seorang Pedagang Dodol di Kawasan Wisata Religi Banten Lama Mengaku Ada Penurunan Pembeli

Sebarkan artikel ini
Wahyu, Pedagang Jajanan oleh-oleh di kawasan wisata religi Banten lama. Marup/Megatrust.co.id

Megatrust.co.id, SERANG,- Kawasan Wisata religi Banten lama memang sudah menjadi hal yang lazim dikunjungi oleh sebagian besar masyarakat Banten.

Selain untuk berziarah, para pengunjung juga bisa napak tilas melihat situs-situs peninggalan bersejarah zaman kesultanan Banten.

Tak hanya sebatas itu, para pengunjung juga bisa berwisata kuliner dengan berbelanja buah tangan di kawasan wisata religi Banten lama.

Aneka dodol, kurma, kerupuk serta berbagai macam pakaian bertema Banten tersedia di area penjual oleh-oleh.

Baca Juga :  Ingin Mengenang Perjalanan Ulama Jadi Alasan Keluarga Asal Rangkasbitung Kunjungi Wisata Religi Banten Lama

Pantauan Megatrust.co.id di lokasi, terlihat pengunjung cukup padat memenuhi gang kecil para pedagang.

Namun, seorang pedagang jajanan oleh-oleh bernama Wahyu mengaku ada penurunan pembeli pada momen lebaran tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ada penurunan, namanya orang jualan pertahunnya pasti beda, tahun ini menurun,” ucapnya

Pria yang meneruskan usaha keluarga yang bermula dari tahun 2011 ini mengaku, sebenarnya libur lebaran kali ini pengunjung cukup ramai dan untuk kendala saat jualan pun sebenarnya tidak ada

Baca Juga :  Berkah Wisatawan Bagi Para Fotografer Di Lokasi Wisata Religi Banten Lama

“Padet (pengunjung), tapi untuk kendala ga ada biasa aja,” katanya

Ditanya terkait harga, Wahyu secara garis besar menjelaskan rincian harga dari jajanan oleh-oleh yabg dijualnya.

“Yang dominan aja dodol teh 20 ribu per kilo, untuk cemilan-cemilan lain goceng dan sepuluh ribu, untuk kurma 20 yang kecil, yang gede 25 untuk wajik sekilo 25,” tuturnya

Baca Juga :  Wali Kota Cilegon Helldy Agustian Minta ASN Berinovasi Tanpa APBD

Wahyu pun mengatakan bahwa ia baru buka lapak dagangannya saat hari lebaran. Ia berjualan satu tahun full nonstop dan hanya libur saat bulan puasa.

“Pas lebaran hari pertama (buka lapak), nonstop sampe satu tahun (dagang) kecuali puasa baru stop sebulan libur,” pungkasnya. (Towil/Marup/Amul)