Megatruat.co.id, SERANG, – Pengamatan terakhir Gunung Anak Krakatau (GAK) sebelum Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meningkatkan statusnya menjadi siaga, pada Minggu (25/4)2022).
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau saat ini masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian, sehingga menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada tanggal 17 April 2022.
Pada Sabtu, 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut. Hasil estimasi energi seismik saat ini teramati meningkat tajam bersamaan dengan membesarnya amplitudo Tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus.
“Peningkatan ini diikuti pula dengan hasil pengukuran deformasi yang menunjukkan fluktuasi pola inflasi dan deflasi. Data emisi SO2 berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada 14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton/hari, 15 April 68,4 ton/hari, 17 April semakin meningkat dengan 181,1 ton/hari,” tulisnya seperti rilis yang diterima Megatrust.co.id, pada Minggu, (24/4/2022).
Kata dia, aktifitas GAK semakin parah pada 23 April melonjak drastis dengan 9219 ton/hari. Pantauan SO2 dari magma ini berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi GAK saat ini.
Kata dia, peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava. Jumlah SO2 pada periode di atas mencapai 9,2 kilo ton. Bila dibandingkan saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 12,4 kilo ton dan September-Oktober 2018 19,4 kilo ton.
“Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2 bahwa aktivitas G. Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat dan belum
menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik,” terangnya. (Amul/Red)