Megatrust.co.id, CILEGON, – Julukan kota Baja, Kota Dollar, Kota Industri sangat melekat dengan Kota Cilegon. Namun, masih ada warga yang kekurangan air bersih sehingga diduga mengkonsumsi air kotor.
Informasi yang dihimpun Megatrust.co.id, warga di wilayah Kota Cilegon yang kekurangan air bersih, itu merupakan warga Lingkungan Watulawang, RT01, RW09, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kita Cilegon.
Warga yang terdiri dari 167 kepala keluarga dan 600 jiwa yang menetap di perbukitan, kudu susah payah mencari air bersih, demi mendapatkan itu, beberapa warga berbondong-bondong pada malam hari membawa penampung air ke sumur dengan penerangan seadanya.
Seperti salah seorang warga bernama Maesaroh, mengaku setiap malam dirinya harus turun ke sumur yang melewati hutan, hanya untuk mendapatkan air bersih.
“Iyah setiap malam ke hutan ambil air doang. Iyah enggak ada air, apalagi kalau di siang hari takut kehabisan makanya ambilnya di malam hari mas,” aku Maesaroh.
Memanfaatkan air rembesan tumbuhan yang keruh di sumur penampungan, warga biasanya secara bergantian mengisi jerigen penampung air untuk memenuhi kebutuhan.
Air keruh yang sudah diambil dari hutan yang berjarak satu kilometer, itu Kata Maesaroh, air tersebut nantinya disimpan terlebih dahulu untuk diendapkan dan disaring sebelum dipakai untuk konsumsi maupun mandi.
“Iyah buat masak, buat mandi segala, dan buat minum juga. Jadi di rumah juga air keruh ini yang saya ambil di saring sama kain,” katanya.
Ketua RT01 Lingkungan Watulawang, Rusdi Safe’i menyampaikan, sampai saat ini pemerintah belum mendorong bantuan untuk kebutuhan air bersih di daerah perbukitan di wilayah Cilegon.
“Bantuan dari pemerintah kalau dulu memang ada, dari PDAM itu mas ngajuin proposal paling seminggu di kirim 2 tangki. Itupun tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di sini,” kata Rusdi.
Kata Rusdi, warga ketika sudah tidak ada air di perbukitan biasanya membeli ke kaki bukit dengan harga Rp15 ribu per tiga jerigen.
“Belinya cuman 500 rupiah per jerigen isi 20 liter ini mas, kalau di ongkosin sama tukang ojeg, Kan di sini warga banyak yang tidak mempunyai motor itu dalam 3 jerigen itu Rp15 ribu. Artinya alternatif nyari di hutan walaupun airnya keruh, ya gimana lagi wong adanya ini geh,” imbuhnya.
Rusdi berharap, ada upaya dari Pemerintah Kota Cilegon untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di daerah ini.
“Yang diinginkan yah dapat perhatian dari pemerintahlah, seenggaknya yah gimana lah bisa mungkin ada solusinya lah. Sekiranya bisa dibantu sama pemerintah atau pedulilah kira-kira sama warga saya di sini karena sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (Amul/Red)