Konveksi
Daerah

Warga Kota Tangerang Serbu Kantor Wali Kota, Ada Apa?

×

Warga Kota Tangerang Serbu Kantor Wali Kota, Ada Apa?

Sebarkan artikel ini
Aksi masa turun kembali melakukan demonstrasi di Pemkot Tangerang menolak digusurnya atau direlokasi makam Ki Buyut Jenggot. Sebagai informasi, setelah melalui tahap penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh Tim Ahli Cagar Budaya Nasional, status Makam Mbah Buyut Jenggot menemui kejelasan. Melalui surat Nomor : 2294/F4/KB.09.01/2022 Direktorat Jenderal Kebudayaan memutuskan bahwa Makam Mbah Buyut Jenggot tidak direkomendasikan sebagai Cagar Budaya. Senin (31/10/22). Megatrust/Dennys

Megatrust.co.id, TANGERANG, – Sejumlah warga Kota Tangerang menggerudug kantor Wali Kota Tangerang, pada Senin 31 Oktober 2022. Kedatangan warga ke kantor Wali Kota menuntuk penolakan relokasi makam Ki Buyut Jenggot.

Relokasi pemakaman ditolak warga karena dinilai kramat. Pantauan Megatrust.co.id, para peserta unjuk rasa dari berbagai kalangan ini kompak mengenakan baju hitam-hitam sambil membawa bendera kuning serta replika pocong dan keranda mayat.

Koordinator aksi Saipul Basri dengan lantang menyampaikan bahwa pihak warga hanya menuntut agar makam keramat Ki Buyut Jenggot ini tidak direlokasi.

“Kami hanya minta pemerintah hadir memecahkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat,” pinta pria yang akrab disapa Marcel sambil berorasi.

Menurut Marcel, ratusan bendera kuning dan puluhan replika pocong di lokasi aksi menjadi simbol matinya hati nurani pemerintah atau keberpihakan Pemkot Tangerang terhadap persoalan yang dialami masyarakat.

“Kami sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi, namun sampai hari ini pemerintah tetap abai,” tukasnya.

Jika Pemkot Tangerang terus abai, pihaknya akan tetap berdiri dan bahkan bermalam di depan gedung Puspemkot Tangerang.

Diketahui, para peserta aksi berencana akan menduduki kantor Wali Kota Tangerang selama 5 hari kedepan. Namun, bila tak kunjung mendapat respon dari pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan mereka bakal perpanjang masa aksi tersebut.

“Jika pemerintah tetap abai, maka kami akan tetap tinggal dan bermalam di sini. Kami sudah menyiapkan tenda dan peralatan masak untuk dapur makanan,” pungkasnya. (Cep/Amul)