MEGATRUST.CO.ID, – Kisah pemuda bernama Tiko yang tinggal dengan ibunya bernama Eny yang mengalami gangguan jiwa tengah viral di media sosial. Pasalnya, mereka menempati rumah mewah yang terbengkalai di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Tiko dan ibunya menempati rumah mewah tersebut tanpa air dan listrik. Mereka bahkan harus menadahi air hujan untuk mandi dan masak. Dia merawat ibunya yang mengalami depresi setelah ditinggal pergi suaminya sejak tahun 2010.
Sejak kejadian tersebut, ibu Tiko tidak bisa atau mengalami kesulitan jika bertemu orang lain.
“Soalnya kan mama itu kalau sama orang lain udah enggak bisa ketemu jadi kayak mama tuh nganggap orang lain musuh. Entah karena depresinya, entah karena problem masa lalunya jadi kalau ketemu orang pasti marah-marah. Pasti diusir langsung gitu,” cerita Tiko dikutip Megatrust.co.id dari akun YouTube Bang Satria.
Pada tahun yang sama juga kondisi rumahnya yang mewah mulai menjadi terbengkalai.
“Tahun 2010 itu mulai perlahan ya. Mulai dari listrik dicabut pertama, air, terus gas alam, ya sampai akhirnya tanaman-tanaman seperti ini karena enggak keurus,” ujar Tiko.
Tiko juga menceritakan penyebab ibunya mengalami depresi karena bercerai dengan suaminya bernama Herman Moedji Susanto tahun 2010. Setelah orangtuanya bercerai, ayahnya langsung pulang ke Madiun untuk menemui anak-anaknya dari istri pertama.
“Dari kabar dengarnya habis cerai itu langsung pulang ke Madiun. Katanya menemui anak-anaknya (dari istri pertama). Mama kan kedua, ya itu baru dugaan ya. Sama sekali enggak pernah (menemui Tiko). Pergi begitu saja, enggak ada kabar sama sekali,” lanjut Tiko.
Ayah Tiko sudah berusia 80 tahun saat bercerai dengan ibunya tahun 2010 silam. Hingga kini, Tiko tidak tahu keberadaan dan kondisi sang ayah. Selain itu, ayahnya juga tidak pernah memberikan nafkah untuknya dan ibunya.
Keluarga dari ayah Tiko juga sudah tidak pernah memberikan kabar atau berkunjung ke rumahnya. Sejak itu, dia bekerja serabutan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Setelah kisahnya viral, ibu Eny kini dirawat di RS Duren Sawit.
“Kalau dititip ke panti asuhan atau sejenisnya saya enggak mau. Mungkin kalau berobat jalan atau dipanggil ahlinya untuk berobat ke rumah, saya enggak masalah selama ada saya yang mendampingi. Tapi kalau lepas saya enggak mau,” tambahnya.
Kini, rumah mewah terbengkalai tersebut sudah berubah. Beberapa pohon dan tumbuhan liar kini sudah dibersihkan. Rumahnya kini terlihat lebih bersih daripada sebelumnya pasca dibersihkan oleh Tiko dan para rekannya.
“Terharu banget sih senang, enggak nyangka. Banyak rekan-rekan rasa peduli dan kasih sayangnya membantu saya. Enggak nyangka banyak orang tergerak sampai sekarang,” pungkas Tiko.
Penulis : Nisa
Editor : Amul