MEGATRUST.CO.ID – Hari Ibu Nasional diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya. Peringatan tahunan ini sudah ada sejak 1928 dan mengusung tema yang berbeda-beda.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia atau KemenPPPA RI telah merilis tema Hari Ibu 2023 yaitu ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.’
Tema ini diusung sebagai panggilan untuk mengapresiasi kontribusi para perempuan Indonesia untuk kemajuan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan.
Ada empat sub tema Hari Ibu Nasional 2023 yaitu:
Sub Tema 1 Hari Ibu 2023: “Perempuan Bersuara”
Sub Tema 2 Hari Ibu 2023: “Perempuan Berdaya dan Berkarya”
Sub Tema 3 Hari Ibu 2023: “Perempuan Peduli”
Sub Tema 4 Hari Ibu 2023: “Perempuan dan Revolusi”.
Adapun untuk Logo Hari Ibu ke-95 berbentuk angka 95 berwarna merah dengan tulisan ‘MERDEKA MELAKSANAKAN DHARMA’ pada bagian bawah. Di antara angka 9 dan 5, terdapat elemen bendera merah putih berkibar. Sementara pada bagian atas kanan angka 9 terdapat setangkai bunga melati.
Masih dilansir dari laman KemenPPPA, sejarah peringatan Hari Ibu bermula dari terselenggaranya Kongres Perempuan Indonesia III pada 22-27 Juli 1938 di Bandung. Perjalanan sejarah yang melatarbelakangi Peringatan Hari Ibu telah menunjukkan bagaimana perempuan Indonesia telah berhasil mewujudkan peranan dan kedudukannya dalam berbangsa dan bernegara.
Jauh sebelum itu, sebenarnya bibit kebangkitan perjuangan perempuan di Indonesia sudah dimulai lebih dulu. Perjuangan perempuan Indonesia ini sudah terlihat bahkan sebelum masa kemerdekaan yang ditandai dengan perjuangan para pendekar perempuan di berbagai wilayah seperti Tjuk Njak Dien di Aceh, Nyi Ageng Serang di Jawa Barat, R.A Kartini di Jawa Tengah, dan masih banyak lagi.
Setelah kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908, berbagai perkumpulan perempuan di berbagai wilayah di Indonesia mulai bermunculan. Beberapa di antaranya seperti Aisiyah, Wanita Katolik, Putri Merdeka, serta berbagai perkumpulan perempuan lainnya.
Kongres Pemuda Indonesia pertama yang berlangsung pada 30 April s.d 2 Mei 1928 juga menempatkan perempuan sebagai satu titik sentral pembahasan. Dalam kongres tersebut dibahas mengenai kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1928, diselenggarakan Kongres Perempuan Pertama, tidak lama setelah peristiwa Sumpah Pemuda. Kongres yang berlangsung tanggal 22-25 Desember 1928 ini bertujuan untuk menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam satu Perhimpunan Perempuan Indonesia.
Kongres Pemuda I ini kemudian menjadi titik balik bagi perjuangan perempuan Indonesia. Dalam kongres tersebut, hasrat untuk membentuk organisasi perempuan yang solid telah tercapai dengan berdirinya sebuah organisasi perempuan yang dinamakan “Perikatan Perempuan Indonesia”.
Selain itu, Kongres Pemuda I juga melahirkan tiga mosi yang secara keseluruhan berorientasi pada kemajuan perempuan, yaitu:
(1) Tuntutan penambahan sekolah rendah untuk anak perempuan Indonesia;
(2) Perbaikan aturan dalam hal taklik nikah;
(3) Perbaikan aturan tentang sokongan untuk janda dan anak yatim pegawai negeri.
Atas keberhasilan Kongres Perempuan I yang diakui menjadi tonggak sejarah kebangkitan pergerakan perempuan, maka pada Kongres Perempuan III pada tanggal 22 Desember 1938 ditetapkan sebagai Hari Ibu. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari libur.
(Nad/Amul)