Nasional

Aktivis AFFA Desak Archipelago Hentikan Suplai Telur Bebas Sangkar di Wilayah Operasinya

×

Aktivis AFFA Desak Archipelago Hentikan Suplai Telur Bebas Sangkar di Wilayah Operasinya

Sebarkan artikel ini
Foto Doc

Megatrust.co.id, – Sejumlah aktivis Act For Farmed Animals (AFFA) memakai jubah mandi sambil melakukan aksi di depan Hotel Aston Bellevue Radio Dalam. Senin, 22 Januari 2024.

mgid.com, 831728, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Pada aksi tersebut mereka meminta  Archipelago International, grup manajemen hotel swasta terbesar di Asia Tenggara yang menaungi 9 brand di Indonesia, seperti Aston, Harper, Fave, dan Alana, untuk mengumumkan kebijakan telur ayam bebas sekat (cage-free) dalam rantai pasoknya.

Manajer Kampanye Act For Farmed Animals, Elfha Shavira menyampaikan Archipelago sebagai operator hotel swasta independen no 1 di Asia Tenggara, namun tertinggal dari grup hotel lain dalam kebijakan kesejahteraan hewan.

“16 group hotel besar seperti Wyndham Hotels & Resorts dan Best Western sudah menerbitkan kebijakan bebas sangkar, dan belum lama ini Banyan Tree dan The Ascott Ltd, dua brand terkemuka di industri pariwisata di Asia juga telah menerbitkan kebijakan bebas sangkar mereka,” kata Elfha Shavira.

Selama aksi, para aktivis menggunakan jubah mandi dan shower cap, menggambarkan tamu hotel Aston sambil memegang poster meminta perusahaan tersebut untuk segera merilis komitmen bebas sangkarnya.

Ditempat yang sama, Manajer Kampanye Animal Friends Jogja, Dhiani Probhosiwi mempertanyakan standar kebijakan Archipelago sebagai operator hotel swasta independen no 1 di Asia Tenggara.

“Kami mempertanyakan standar kebijakan Archipelago apakah sejalan dengan klaim mereka sebagai No.1 di Asia Tenggara. Sudah saatnya perusahaan sebesar Archipelago bisa meningkatkan standar kesejahteraan ayam petelur melalui rantai pasok mereka,” ujarnya.

Di tahun 2022, diperkirakan ada lebih dari 370 juta ayam petelur di Indonesia, yang sebagian besarnya dikurung dalam sistem sangkar.

Dalam sistem ini, ayam-ayam dikurung dalam kandang sempit dan kotor, saling berjejalan sehingga sulit bagi mereka untuk meregangkan sayap sepenuhnya atau melakukan perilaku alami, seperti bersarang, mandi debu, atau sekadar bertengger.

Otoritas Keamanan Pangan Eropa menyimpulkan bahwa sistem ini memiliki prevalensi Salmonella yang lebih tinggi dibandingkan sistem bebas sangkar.

Saat ini lebih dari 300 perusahaan makanan dan perhotelan telah mengumumkan komitmen bebas sangkar, dan banyak diantaranya berencana menyelesaikan transisi menuju kebijakan tersebut pada tahun 2025 mendatang. (Cep/Red)