Megatrust.co.id, CILEGON – Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cilegon memungkinkan untuk awal puasa 1 Ramadhan 1445 tahun ini akan berpotensi berbeda.
Sebab, melihat kalender nasional tahun 2024, awal puasa 1 Ramadhan 1445 jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.
Kepala Subbagian Kemenag Cilegon Abu Nasor mengatakan, untuk kalender nasional awal Ramadhan sudah ditetapkan, tetapi pemerintah melalui Kemenag RI tetap memutuskan 1 Ramadhan menunggu Sidang Isbat.
Baca Juga :Â Dinilai Banyak Paham Radikal di Kota Cilegon, Kecamatan Cibeber Perkuat Tanamkan Ideologi Pancasila
“Kementerian Agama sampai saat ini tetap untuk menentukan awal Ramadhan akan melihat hilal atau tanda-tanda bulan,” kata Abu Nasor kepada Megatrust.co.id saat ditemui di ruangannya, Kamis 7 Maret 2024.
Abu Nasor menjelaskan, untuk persoalan melihat hilal ini semua pihak sepakat, cuma ada perbedaan dalam soal ketentuan derajat.
Soal ketentuan derajat bulan. Ia memaparkan, ada yang berpendapat di bawah dua derajat belum masuk awal bulan puasa, tetapi harus di atas dua derajat.
“Masalah tafsir itu masing-masing karena semua punya dasar,” ungkapnya.
Baca Juga :Â Pondok Pesantren Al Hasyimiyah Kebakaran, Camat Ciwandan Pastikan Tidak Ada Korban, INI DUGAAN PENYEBABNYA
Lebih lanjut Abu Nasor menerangkan, perbedaan pendapat, termasuk perbedaan penentuan awal Ramadhan hal tersebut sudah biasa, di mana tidak perlu dibesar-besarkan.
Menurutnya, dalam pandangan Islam justru perbedaan pendapat atau pilihan itu sebuah rahmat.
“Yang penting menjaga ukhuwah islamiyah. Mau yang awalnya dari hisab atau melihat bulan, mungkin ada yang tanggal 11 atau 12, ya sudah masing-masing saja, itu namanya ukhuwah islamiyah,” tegasnya.
Ia menegaskan, Kemenag sampai saat ini apabila mengacu pada kalender nasional 2024, awal Ramadhan masih pada 12 Maret.
Baca Juga :Â SEPANJANG RAMADHAN, Satpol PP Cilegon Klaim Akan Perketat Operasi, Warteg dan Miras Bakal Disikat
Namun, menurutnya, hal itu juga belum bisa menjadi patokan, sebab Kemenag tetap akan menggelar Sidang Isbat dan hasil keputusan dari Sidang Isbat itu yang resmi dan menjadi rujukan umat Islam.
“Tapi pada akhirnya tetap melihat hilal, nanti akan ada sekian titik di Indonesia untuk melihat (hilal_red), kira-kira tepatnya tanggal berapa. Kalau sudah ada kelihatan bulan, baru nanti Pak Menteri setelah Isbat menetapkan kapan mulai puasa,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia bilang, awal puasa tahun ini dimungkinkan berpotensi berbeda antara NU, Muhammadiyah dan Pemerintah.
Baca Juga : Kasus DBD di Cilegon Melonjak Lagi, Bulan Ini Ditemukan 31 Kasus, Purwakarta Tertinggi
Namun, masyarakat tidak perlu ambil pusing dengan perbedaan tersebut, tinggal memilih mana yang akan diikuti.
“Tapi kalau kita orang awam, ya sudah baiknya ikut keputusan pemerintah. Negara ini sudah ada yang mengurusi yaitu Kementerian Agama, untuk menetapkan itu menggunakan alat teropong dengan hisabnya, semuanya serba canggih,” terangnya.
“Semuanya sudah difasilitasi negara. Sebaiknya, kenapa sih tidak ikut negara? Kan barengnya kelihatan, kompaknya segala macamnya. Tetapi karena manusia punya hak asasi, silahkan untuk memilih yang penting jangan membuat keributan,” tandasnya. (Hamdi/Amul)