MEGATRUST.CO.ID – Sebelum wafat meninggalkan umatnya di dunia, Nabi Muhammad SAW sempat mewasiatkan tujuh perkara yang harus diketahui oleh seluruh umat muslim.
Tujuh wasiat Nabi Muhammad SAW itu diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu dan telah menjadi hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim serta dipilih oleh Imam al-Nawawi yang dirangkum dalam kitabnya berjudul “Arba’in Nawawi”
Berikut 7 wasiat nabi Muhammad SAW yang berhasil Megatrust.co.id rangkumkan untuk diketahui bersama:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda :
1. Wasiat Pertama
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
Barangsiapa yang melepaskan salah satu dari kesulitan-kesulitan (meringankan beban) dunia seorang mukmin lain, maka Allah akan melepaskan salah satu dari kesulitan-kesulitannya di hari kiamat.
2. Wasiat Kedua
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ
Dan barangsiapa yang mempermudah urusan orang lain yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat.
3. Wasiat Ketiga
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
4. Wasiat keempat
وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
Dan Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama orang itu menolong saudaranya.
5. Wasiat Kelima
وَمَنْ سَلَكَ طَريقَاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ
Dan barangsiapa yang menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.
6. Wasiat Keenam
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيتَدَارَسُوْنَهَ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ،
Dan tidaklah sekelompok orang (kaum) berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) dimana mereka membaca Al-Qur’an, dan saling mempelajarinya (mendiskusikannya) kecuali turun kepada mereka rasa tenang dan diliputi dengan rahmat, dinaungi para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan para makhluk di sisi-Nya.
7. Wasiat Ketujuh
وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ .رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ.
Barangsiapa yang lambat dalam beramal, garis nasab (keluarganya) tidak dapat membantunya.
Pada wasiat pertama hingga keempat menjelaskan tentang perbuatan baik yang sifatnya sosial yang perlu dilakukan oleh antar manusia.
Amalan ini membuat seorang muslim mulia di sisi Allah dan sesama manusia. Wasiat kelima dan keenam merupakan keutamaan menuntut ilmu, termasuk kegiatan yang berkaitan dengan belajar, diskusi dan berbagi wawasan.
Sekalipun bertujuan mengembangkan keilmuan personal, amalan ini masih berkaitan dengan sosial yang bernilai intelektual.
Sedangkan wasiat ketujuh atau terakhir adalah perlunya seorang muslim untuk bergegas dalam beramal baik dan tidak bermalas-malasan. Baik amalan itu personal atau sosial seperti wasiat-wasiat sebelumnya. (Emilda/Amul)
Sumber: Muhammadiyah.or.id