Konveksi
Nasional

Alasan 20 Mei Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional

×

Alasan 20 Mei Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional

Sebarkan artikel ini

MEGATRUST.CO.ID Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas diperingati pada 20 Mei setiap tahunnya.

Tahun 2024 merupakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-116.

Peringatan Harkitnas sendiri tidak lepas dari dua peristiwa besar. Peristiwa pertama yakni berdirinya Budi Utomo. Dan kedua merupakan peristiwa ikrar Sumpah Pemuda.

Dari dua faktor itu, kemudian peringatan tentang Hari Kebangkitan Nasional mengakar. Kemudian faktor-faktor seperti adanya penderitaan yang dibuat oleh penjajah yang cukup lama mendorong adanya Hari Kebangkitan Nasional.

Lalu, mengapa tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?

Dilansir dari laman Kemendikbud, penetapan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei bermula dari usulan Presiden RI pertama Soekarno.

Pada tahun 1948, Presiden Soekarno menetapkan tanggal berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

Alasan kenapa tanggal 20 Mei dipilih karena lahirnya organisasi Boedi Oetomo atau Budi Utomo tersebut dianggap sebagai awal bangkitnya nasionalisme dan gerakan masyarakat Indonesia dalam melawan penjajahan.

“Bung Karno mencari jejak sejarah yang bisa menjelaskan asal-usul gerakan bangsa Indonesia. Budi Utomo jelas masih bersifat kedaerahan awalnya, tetapi yang membedakan dengan organisasi lainnya saat itu adalah unsur modernitasnya. Bagaimana ada mekanisme pemilihan ketua dalam organisasi,” kata sejarawan Hilmar Farid.

Latar belakang pemilihan tanggal kelahiran organisasi Budi Utomo 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional itu bermula setelah dua tahun kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1947, ketika Belanda melakukan agresi militer sehingga membuat gejolak sosial dan politik sehingga ibu kota negara sempat dipindah ke Yogyakarta.

Kemudian pihak oposisi pemerintah yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin bernama Front Demokrasi Rakyat, muncul dan menjadi gabungan organisasi ‘sayap kiri’. Tak hanya itu, pasokan beras juga sempat mengguncang sehingga menyebabkan krisis ekonomi.

Melihat kondisi tersebut, Presiden Soekarno pun mencari simbol untuk mempersatukan bangsa di tengah kondisi yang terjadi kala itu.

Maka pada tahun 1948, Soekarno menetapkan Hari Kebangkitan Nasional diperingati tanggal 20 Mei menandai kelahiran organisasi Budi Utomo.

Organisasi Budi Utomo yang menjadi latar belakang Harkitnas ini didirikan pada 20 Mei 1908 di Jakarta oleh dr. Sutomo dan para mahasiswa sekolah kedokteran Belanda bernama STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen).

Organisasi Budi Utomo yang bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta non-politik ini memiliki susunan kepengurusan yang diketuai oleh R Soetomo, Wakil Ketua oleh M Soelaiman, Sekretaris I oleh Soewarno, Sekretaris II oleh M Goenawan Mangoenkoesoemo dan Bendahara oleh R Angka.

Sementara itu, berdirinya organisasi Budi Utomo itu tidak lepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, alumni STOVIA. dr. Wahidin sebelumnya bertemu dengan dr. Soetomo dan Soeradji untuk mengemukakan ide-idenya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Setelah pertemuan yang digelar di ruang Kelas Anatomi STOVIA, dr. Soetomo mengadakan pertemuan secara non-formal dengan pelajar-pelajar STOVIA untuk membahas berdirinya organisasi yang bersifat nasional. Pertemuan itu menghasilkan lahirnya “Perkumpulan Boedi Oetomo” yang dikenal sebagai organisasi Budi Utomo.

Organisasi Budi Utomo mengusung semboyan “Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar mati tanpa bekas” yang menggunakan filsafat Pohon Beringin. Meski tumbuhnya lambat, semakin lama semakin besar, kokoh, dan rindang.

Meski tak langsung terjun ke bidang politik, namun semangat dan pemikiran para anggota Budi Utomo menjadi pemicu perjuangan untuk melepaskan bangsa ini dari jajahan kolonialisme. Budi Utomo telah mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya secara dilakukan secara fisik menjadi perjuangan secara diplomatis.

Organisasi Budi Utomo juga mengubah perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional. Budi Utomo telah membangkitkan semangat nasional rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan demi mencapai kemerdekaan.

(Nad/Amul)