Konveksi
Marwah

Adab Menyambut Jemaah Haji yang Baru Pulang

×

Adab Menyambut Jemaah Haji yang Baru Pulang

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi orang tengah melaksanakan ibadah Haji. Freepik.com/zurijeta

MEGATRUST.CO.ID Saat jemaah haji Indonesia pulang ke Tanah Air, keluarga dan saudara akan menyambut dengan suka cita.

Sebagai sesama umat Islam, saat menyambut jemaah haji dari Tanah Suci dianjurkan untuk mendoakan dan mempunyai adab.

Penceramah Buya Yahya menguraikan adab menyambut sesama umat muslim sepulang dari ibadah haji di Tanah Suci.

Buya Yahya menerangkan adab menyambut orang yang pulang dari tanah suci menjalankan ibadah haji di antaranya memberikan kesan senang dan menghormati kedatangan orang tersebut.

Baca Juga :  JANGAN SAMPAI LUPA! Begini Doa dan Etika Minum Air Zamzam yang Tepat

“Turut gembira atau senang dengan adanya orang yang berhaji maka itu bisa jadi pertanda Anda akan segera menyusul, namun ada orang yang sebaliknya marah-marah atau merasa dengki ketika melihat orang lain berhaji, maka dia tidak akan bisa haji, kalaupun bisa umroh dan haji bisa jadi bukan karena Allah melainkan hanya ingin mendapatkan titel,” jelas Buya Yahya dikutip dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Baca Juga :  JANGAN SAMPAI LUPA! Begini Doa dan Etika Minum Air Zamzam yang Tepat

Buya juga menyampaikan, tradisi di Indonesia yang telah menjadi kebiasaan adalah ketika ada umat Islam yang pulang dari ibadah haji maka dipanggil Pak Haji atau Bu Haji.

Bagi yang ingin memanggil dengan gelar haji, Buya Yahya mengatakan sah-sah saja untuk menghormati yang bersangkutan sesuai dengan kebiasaan yang ada di Tanah Air.

“Tapi kalau Anda pulang haji lalu orang lain tidak memanggil Anda dengan gelar haji, ya santai saja. Jangan merasa sudah berhaji lalu wajib di panggil Pak Haji,” kata Buya Yahya.

Baca Juga :  JANGAN SAMPAI LUPA! Begini Doa dan Etika Minum Air Zamzam yang Tepat

Kemudian bagi yang memiliki tetangga sepulang dari ibadah haji, tidak ada salahnya jika memanggil orang tersebut dengan sebutan haji.

“Jadi yang harus dilakukan adalah menjaga perasaan dan hati masing-masing orang agar tidak tersakiti atau tersinggung dengan perbuatan atau ucapan kita,” tuturnya.

(Nad/Amul)