Megatrust.co.id, SERANG – Warga Padarincang menyambangi kantor DPRD Kabupaten Serang pada Rabu 19 Februari 2025 sekira pukul 11.00 WIB.
Kedatangan mereka dalam rangka audiensi meminta kejelasan kasus konflik ternak ayam di Desa Cibetus Kecamatan Padarincang.
Seperti diketahui, puncak dari konflik itu mengakibatkan kemarahan warga yang dilampiaskan dengan melakukan aksi pengrusakan dan pembakaran ternak milik PT STS tersebut.
Imbasnya, total 15 warga padarincang ditahan oleh kepolisian Polda Banten dimana 5 diantaranya merupakan anak di bawah umur.
Oleh karenanya, warga meminta agar PT STS dicabut izin usahanya dan para warga yang ditahan Polda Banten dibebaskan.
“Kami minta ke DPRD untuk mendukung warga mendorong pencabutan izin PT STS dan meminta DPRD mendukung warga membebaskan seluruh warga yang ditahan,” kata Ahmad Fauzi Perwakilan warga Padarincang yang juga bagian dari Walhi.
Fauzi mengungkapkan, saat ini 8 orang masih ditahan Polda Banten. Adapun 2 orang telah dibebaskan dan 5 masih dalam penangguhan.
“8 orang (dari 11 orang), iya ada 15 yang ditangkap, 2 dibebaskan, 5 orang itu penangguhan penahanan semua, sisanya ditahan semua,” ungkap Fauzi.
Fauzi berharap, para warga yang masih ditahan kepolisian bisa dibebaskan. Kendati melakukan tindak pidana, Fauzi berharap masih kasus tersebut bisa diselesaikan lewat restorative justice.
“Kita berharap penegak hukum menggunakan mekanisme yang terbaik bagi kita semua, terutama warga mekanisme restoratif justice,” harapnya.
Atas terlaksananya audiensi, Fauzi menangkap sinyal positif dari para pihak termasuk pimpinan DPRD. Ia berharap pemerintah yang sudah memerintahkan dinas terkait untuk menyelidiki prosedur perizinan ternak bisa dilaksanakan.
Hingga pada akhirnya Fauzi berharap akan ada pencabutan izin ternak PT STS di Padarincang. Karena menurutnya, penolakan kehadiran ternak sudah berulang kali dilakukan. Terlebih, sejak insiden penangkapan para warga menjadi trauma.
Kendati demikian, Fauzi mengungkapkan situasi di Desa Cibetus Padarincang sudah dalam situasi yang kondusif.
“Iya warga trauma atas kejadian penangkapan yang terjadi pada malam itu. Kalau (aparat) mengintai kami tidak tahu, yang jelas sekarang tidak ada lagi pihak keamanan di sana karena sudah aman di sana,” ungkap Fauzi.
(Towil/Nad)