Konveksi
Daerah

Kendaraan Bekas Milik Pemkab Serang Tidak Laku Dilelang, Ternyata ini Penyebabnya

×

Kendaraan Bekas Milik Pemkab Serang Tidak Laku Dilelang, Ternyata ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi lelang kendaraan di BPKAD Kabupaten Serang.

Megatrust.co.id, SERANG – Beberapa kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Serang atau Pemkab Serang tidak laku dilelang dalam sistem, ternyata penyebabnya adalah perkara nilai jual.

Diketahui, beberapa waktu lalu, Pemkab Serang telah melakukan lelang aset yang mengalami penyusutan nilai, seperti halnya kendaraan, Laptop, AC, dan lainnya.

Namun, terdapat kendaraan yang belum laku dilelang hingga saat ini. Meski begitu, Pemkab Serang terus optimis untuk terus melakukan lelang tersebut hingga laku.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah atau BPKAD, Sarudin mengatakan, aset yang tidak laku dilelang seperti contohnya kendaraan terkendala terkait nilai harga yang dikenakan.

Baca Juga :  Buntut Dugaan Penggelapan Dana Koperasi, Komisi II DPRD Banten Desak Inspektorat Periksa Sekretaris DKP

Karenanya, kata Sarudin bisa saja akan dilakukan penilaian ulang untuk mengkaji nilai jual dari kendaraan tersebut.

“Untuk kendaraan yang tidak laku itukan persoalannya di penilaiannya ya, mungkin nanti di tahun berikutnya akan kita lakukan penilaian ulang,” katanya beberapa waktu lalu.

“Memang penilaian ulang itu dilakukan oleh tim apresial atau kantor balai lelang apakah nilainya diturunkan atau seperti apa,” sambungnya.

Baca Juga :  Pengurus Koperasi Merah Putih Jangan Main-main, Bupati Serang Akan Awasi Langsung

Namun, ia memastikan kendaraan yang tidak laku tersebut tetap akan dilelang di tahun berikutnya hingga laku terjual.

“Tetap, pokonya aset yang rencananya kita lelang kalau pun memang tahun sebelumnya tidak laku akan kita lelang lagi di tahun berikutnya,” ujarnya.

Ditanya terkait berapa angka total penyusutan nilai pada aset-aset yang berusaha dilelang, Sarudin belum bisa memastikan secara spesifik, namun ia mengatakan angkanya cukup besar.

Baca Juga :  PW Pergunu Banten Sebut SD Al Madina Satu-satunya Sekolah Inklusi

“Nah (penyusutan) itukan angkanya harus saya lihat dulu soalnya besar angkanya. Seperti yang saya bilang tadi, yang namanya penyusutan itu pasti ada karena diatur oleh standar akuntansi pemerintah,” terang Sarudin.

“Contoh laptop, pasti dia akan menyusut. Misalkan laptop umur ekonomis nya 10 tahun, setiap tahunnya pasti akan menyusut. Laptop harga 10 juta, sepuluh tahun kemudian nilainya akan nol karena dia kan menyusut, fungsi ekonomisnya akan turun,” sambungnya. (Towil/Amul)