Konveksi
Bisnis

Limbah Logam Tak Terpakai Jadi Bernilai, Tangan Seni Cilegon Ala Jenggo Art

×

Limbah Logam Tak Terpakai Jadi Bernilai, Tangan Seni Cilegon Ala Jenggo Art

Sebarkan artikel ini
Jenggo tengah memegang hasil karyanya dari limbah logam besi menjadi nyentrik. Amul/Megatrust.co.id

Megatrust.co.id, CILEGON – Siapa bilang limbah logam besi tidak bermanfaat. Ditangan Rafiudin Bani atau yang akrab disapa Jenggo bisa menjadi nyentrik.

Bagaimana tidak, limbah logam seperti baud, mur, hingga sisa elektroda las menjadi miniatur motor, alat musik, hingga figur manusia yang penuh detail.

Pemilik workshop Jenggo Art di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, itu mengubah limbah sisa las dan logam tidak terpakai bisa jadi bernilai.

Perjalanan kreatif Jenggo dimulai sejak awal 2000-an. Ia pernah merintis komunitas DEBUS Collection hingga mendirikan BENKLE Art.

Namun, pada 2025 ia menemukan passion baru dengan memanfaatkan barang bekas logam menjadi karya seni logam.

“Daripada dijual kiloan, saya olah jadi karya. Imajinasi saya jadi tersalurkan,” kata Jenggo kepada awak media, Senin 25 Agustus 2025

Hingga kini, lebih dari 30 karya lahir dari bengkel kecilnya. Miniatur motor, pesawat, gitar, hingga figur pemain musik menghiasi koleksinya.

Menurutnya, bentuk binatang menjadi tantangan tersulit karena membutuhkan ketelitian ekstra.

“Kalau yang simpel bisa sehari selesai, tapi yang rumit bisa beberapa hari,” jelasnya.

Bagi Jenggo, seni bukan sekadar hobi, melainkan sarana edukasi. Ia berharap anak muda di Cilegon bisa ikut mengembangkan kreativitas dari limbah.

“Anak-anak sekarang dunianya sudah berbeda, tapi tetap bisa berinovasi. Minimal anak saya atau ponakan bisa meneruskan,” ujarnya.

Meski masih sebatas hobi, Jenggo tidak menutup diri jika ada pesanan dari masyarakat atau instansi.

Baginya, setiap karya yang dihasilkan memiliki nilai lebih dibanding sekadar tumpukan logam. ”

“Kalau ada yang pesan, insyaAllah bisa saya buatkan,” katanya.

Ia pun berharap dukungan dari pemerintah agar karya seni berbahan limbah ini bisa berkembang, bahkan masuk ke ranah edukasi formal.

“Kalau bisa difasilitasi, misalnya lewat BLK atau pelatihan, pemuda Cilegon bisa lebih kreatif dan punya kebanggaan di kota Baja,” pungkasnya. (Amul/Red)