Megatrust.co.id, SERANG – Miris! Bagaimana tidak, gedung untuk dunia pendidikan di Kabupaten Serang masih ada yang sangat memprihatinkan bahkan tidak layak untuk disebut sekolahan.
Seperti halnya, di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Palamakan 1 di Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, sangat memprihatinkan.
Bangunan SD Palamakan 1 yang berada di Kampung Palamakan, Desa Pringwulung itu sudah lama rusak belum tersentuh perbaikan serius.
Akibatnya, siswa terpaksa belajar bergantian karena ruang kelas sangat terbatas.
Salah seorang guru SDN Palamakan, Aswani mengatakan, SDN itu hanya memiliki tiga ruang kelas aktif.
Dari enam kelas yang seharusnya tersedia, hanya separuh yang bisa digunakan. Satu ruangan dipakai guru, sementara tiga lainnya digunakan siswa.
“Kami terpaksa membagi waktu. Kelas 1 sampai 3 belajar pagi, kelas 4 sampai 6 belajar siang,” kata Aswani pada Selasa 9 September 2025.
Dengan begitu, semua bisa menilai bahwa ruang kelas tidak cukup untuk digunakan belajar dari kelas 1 sampai kelas 6. “ruang tidak cukup untuk belajar,” katanya.
Ia menuturkan, kerusakan bangunan sekolah semakin terasa saat musim hujan, dimana atap mengalami bocor, dinding rapuh, dan lantai becek.
Kondisi ini membahayakan keselamatan siswa maupun guru saat proses belajar mengajar berlangsung, mengingat kegiatan sekolah pagi dan sore.
“Kalau hujan, air masuk ke kelas. Belajar jadi kacau. Kami khawatir anak-anak celaka,” ungkap Aswani.
Menurut catatan sekolah, bangunan utama terakhir kali dibangun pada 2011. Setelah itu, belum ada perbaikan menyeluruh.
Beberapa kali survei dan pengukuran dilakukan oleh pihak terkait, tetapi pembangunan tak kunjung terealisasi.
“Sudah bertahun-tahun kami menunggu. Hanya difoto, diukur, dijanjikan dibangun. Hasilnya nol,” tegas Aswani.
Diketahui, selain jumlah ruang kelas yang terbatas, fasilitas sekolah juga minim. Guru dan siswa harus menyesuaikan diri dengan kondisi seadanya.
Situasi ini membuat proses belajar sangat tidak optimal, mengingat beberapa peralatan sekolah sangat minim.
“Kegiatan belajar seharusnya penuh di pagi hari. Tapi di sini terpotong karena harus dibagi dua sesi. Dampaknya pasti ke kualitas pendidikan anak-anak,” tambahnya.
Guru dan warga sekitar menilai penambahan ruang kelas baru sangat mendesak. Tanpa itu, kegiatan belajar akan terus terpecah.
Anak-anak pun sulit mendapatkan suasana belajar yang nyaman dan aman, itu lantaran gedung pendidikan yang tidak dapat perhatian dari Pemkab Serang.
Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan guru dan orang tua murid. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki sekolah.
“Harapan kami sederhana, sekolah ini dibangun kembali agar layak digunakan. Anak-anak berhak belajar di ruang yang aman dan nyaman,” ujar Aswani.
Lebih lanjut , ia juga menekankan pentingnya kesetaraan fasilitas pendidikan. Menurutnya, banyak sekolah di sekitar Palamakan sudah memiliki ruang kelas lengkap dan layak.
“Kami hanya ingin fasilitas yang sama. Anak-anak kami juga punya hak belajar yang setara dengan sekolah lain,” tuturnya.
Pihak sekolah mengaku sudah berulang kali melaporkan kondisi ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Serang.
Namun, jawaban yang diterima selalu sama dengan alasan masih menunggu proses perencanaan dan anggaran.
“Kami lelah menunggu. Setiap kali ada survei, dijanjikan akan dibangun, tapi tidak ada realisasi. Padahal keselamatan anak-anak dipertaruhkan,” ungkap Aswani.
Hingga kini guru, orang tua, dan warga mendesak pemerintah daerah segera melakukan perbaikan.
Mereka menegaskan, jika dibiarkan lebih lama, bukan hanya mutu pendidikan yang terancam, tetapi juga keselamatan siswa. (Towil/Amul)