Konveksi
Marwah

Hukum Munggahan Jelang Ramadhan Menurut Buya Yahya

×

Hukum Munggahan Jelang Ramadhan Menurut Buya Yahya

Sebarkan artikel ini
Tangkapan layar ceramah ulama Buya Yahya di kanal Youtube Al-Bahjah TV

MEGATRUST.CO.ID – Inilah penjelasan hukum tradisi munggahan menyambut bulan suci Ramadhan dalam Islam.

Setiap menjelang bulan Ramadhan, umat Islam di Indonesia menggelar munggahan.

Munggahan sendiri merupakan tradisi menyambut bulan puasa Ramadhan dikenal masyarakat suku Sunda atau Jawa Barat.

Kata “munggahan” berasal dari bahasa Sunda, yakni “munggah” yang berarti berjalan atau naik.

Baca Juga :  Mengenal Munggahan, Tradisi Masyarakat di Cilegon Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Dengan demikian, munggahan memiliki makna berjalan atau keluar dari kebiasaan yang kerap dilakukan sehari-hari.

Munggahan juga bertujuan agar masyarakat terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Lalu, bagaimana sebenarnya hukum munggahan tersebut dalam Islam?

Ditonton dari ceramah ulama Buya Yahya di kanal Youtube Al-Bahjah TV, dijelaskan hukum munggahan dalam Islam.

Buya Yahya menejelaskan hukum munggahan dalam Islam diperbolehkan dengan syarat tidak ada unsur keyakinan di dalamnya.

Baca Juga :  Mengenal Munggahan, Tradisi Masyarakat di Cilegon Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Keyakinan yang dimaksud Buya Yahya seperti melakukan tradisi tersebut dengan meyakini bisa mendatangkan rezeki.

Misalnya, kita percaya sesuatu tersebut bisa mendatangkan rezeki, itu termasuk musyrik.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan setiap daerah memiliki tradisi menyambut bulan puasa Ramadhan.

Ia menyebut umumnya tradisi tersebut dilakukan adanya keyakinan selain kepada Allah SWT.

Baca Juga :  Mengenal Munggahan, Tradisi Masyarakat di Cilegon Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Oleh karena itu, menurutnya selama tradisi tersebut tidak buruk maka boleh dilakukan.

“Kebiasaan baik jangan dihilangkan, asal tidak ada maksud buruk,” ujarnya.

Buya Yahya melihat tujuan munggahan tersebut seperti memberikan makanan dan bersedekah maka hal itu dibolehkan.

Bahkan, jika niatan sedekah itu karena Allah SWT maka sangat dianjurkan.

Selain hukumnya tidak haram, hukum munggahan tersebut juga dinilai tidak bid’ah. (Nad/Amul)