Megatrust.co.id, JAKARTA, – Perkembangan Media Sosial (Medsos) sangat cepat di Indonesia. Hal itu sejalan dengan banyaknya kasus yang timbuk dari medsos, dari mulai hoax, bullying, sara, dan lainnya.
Oleh karena itu Anggota Komisi 1 DPR-RI Kresna Dewanata Phrosakh menyebut, pribahasa ‘mulut-mu harimau-mu‘, sekarang telah berganti menjadi ‘jari-mu adalah harimau-mu‘. Pasalnya, banyak masyarakat yang tidak bijak menggunakan media sosial.
Baca Juga: Dimasa Pandemi, Kementerian Kominfo Klaim Pengguna Internet Meningkat. Ekonomi Digital Tumbuh Pesat
“jangan sampai jari kita lebih cepat dari otak kita ketika mengkritik atau menyarankan sesuatu,” kata Kresna disampaikan dalam acara “Webinar Series: Ngobrol bareng Legislator” bertajuk Etika Dunia Internet: Jarimu, Harimaumu, pada 23 Maret 2022.
“Kita dituntut untuk bisa menggunakan media sosial yang baik karena semua aspek kehidupan berada dalam kemajuan digital, seperti pendidikan, pekerjaan, dan aktivitas lainnya,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A Pangerapan, menerangkan, pesatnya perkembangan teknologi yang semakin berpacu dengan adanya pandemi Covid-19 telah mendorong masyarakat Indonesia untuk berinteraksi dan melakukan berbagai kegiatan aktivitas di ruang digital.
Baca Juga: RDP Ditunda, Kadis dan Kabid Tidak Hadiri. Komisi IV DPRD Kota Cilegon Murka
Menurutnya, saat ini indeks literasi digital Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Artinya, masih dalam kategori sedang belum mencapai tahap yang lebih baik.
“Angka ini perlu terus kita tingkatkan sehingga menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan litrerasi digital,” ujarnya.
Disisi lain, peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu Irianto memaparkan, Indonesia berada pada posisi delapan besar jumlah warga yang belum dapat mengakses internet. Kendati begitu, Ia menyebut, internet di Indonesia didominasi untuk mencari informasi, televisi, dan media sosial menjadi sumber informasi paling utama.
Baca Juga: Hati-Hati Menggunakan Media Sosial. Jika Tidak Bijak Ini Akibatnya.
“Penggunanya ada di kaum milenial dan lebih intens bermain media sosial. Saat ini, Whatsapp menjadi platform paling dominan yang digunakan, kemudian disusul Facebook dan Youtube. Alasan yang mendominasi penggunaan internet yaitu untuk mencari informasi dan berkomunikasi,” ucapnya.
“Dunia digital adalah social media yang harusnya menjadi mitra kita, memanfaatkan social media untuk pengembangan diri kita, jangan sampai justru menjadi sesuatu yang kontra produktif. Kita memahami adanya UU ITE, kita memahami penggunaan social media, bukan sekadar ada di gadget kita, tapi kita perlu memahami dan meningkatkan literasi digital, serta tetap waspada dan hati-hati,” jelasnya.
Lebih lanjut Yohan menambahkan oleh karena literasi berinternet dan bermedia sosial yang masih belum kuat, maka warganet harus pandai memperhatikan konten-konten apa yang akan kita bagikan di media sosial dan lebih baik memfilter dahulu informasi tersebut sebelum dibagikan kepada publik. (Amul/Red)