Megatrust.co.id, CILEGON – Tutup selama PPKM darurat, pedagang di pulau Merak kecil menjerit. Bagaimana tidak, pedagang jual barang berharga untuk bertahan hidup.
Selama PPKM darurat, para pedagang di pulau Merak kecil terpaksa tutup, pasalnya tidak ada pengunjung yang masuk ke pulau Merak kecil untuk berlibur.
Pedagang di Pulau Merak Kecil tidak ada yang beroperasi dari 3 Juli 2021 karena adanya pemberlakuan PPKM Darurat.
Para pedagang yang hanya mengandalkan penghasilan dari para pengunjung yang datang ke Pulau Merak Kecil.
Selama PPKM Darurat dan berlanjut di PPKM level 4 di Kota Cilegon ini tidak ada satupun pengunjung yang datang ke Pulau Merak Kecil.
Total ada 18 pedagang yang berjualan di Pulau Merak Kecil dan mengandalkan penghasilan hanya dari berdagang di sini.
Seorang pedagang, Rumsiah mengatakan dirinya tanpa penghasilan sepeserpun karena memang hanya mengandalkan dari berdagang di Pulau Merak Kecil ini.
“Saya dagang di sini, suami saya bekerja sebagai yang menyeberangkan kapal wisatawan pas ditutup ya jelas ga ada penghasilan,” katanya
Dirinya mengaku terpaksa harus meminjam uang untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kalau kaya buat makan kan ga bisa ditahan, jadi pinjem uang buat makan dan buat kesehatan juga kemarin soalnya anak sakit,” tambahnya.
Rumsiah mengungkapkan suaminya sempat mencari-cari kerja tetapi tidak diterima karena belum divaksin.
“Sudah nyari-nyari tempat vaksin tapi ga ketemu-ketemu,” keluhnya.
Suaminya sempat menjaga parkir di Indomaret tetapi itu belum bisa untuk menambal utang yang dibuatnya.
“Ya sehari cuma dapat Rp 20 ribu boro-boro buat bayar utang itu mah, buat sekeluarga aja ga cukup,” ujarnya.
Keadaan ini semakin diperparah karena dirinya tinggal di sebuah rumah yang ngontrak.
Setiap bulannya dirinya harus menyetorkan sejumlah uang untuk tempat yang digunakannya sebagai tempat tidur dan istirahat.
“Tetapi untung pemilik kontrakan agak sedikit pengertian di masa PPKM ini jadi tidak terlalu menekan gitu,” ucapnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, pedagang lainnya Eneng mengatakan sampai harus menjual barang-barang berharganya untuk tetap bisa bertahan hidup.
Selama ini dirinya tanpa penghasilan karena pemberlakuan PPKM selama hampir satu bulan ini.
“Barang-barang berharga di rumah udah dijualin sekarang mah buat kebutuhan saya sehari-hari,” katanya.
Tidak berbeda jauh dengan Rumsiah, Eneng juga harus berhutang uang agar bisa tetap bertahan hidup untuk kebutuhan sehari-hari.
“Udah ga ada barang berharga utang udah menumpuk udah gali lobang tutup lobang sekarang saya mah,” tambahnya.
Tentunya Eneng sangat mengharapkan keadaan bisa kembali normal agar Pulau Merak Kecil kembali berdatangan pengunjung.
“Ya diberi kelonggaran ajalah biar dapur kita tetap bisa ngebul,” tandasnya. (Amul/red)