Megatrust.co.id, CILEGON – Bencana Hidrometeorologi pada awal tahun 2024 masih mengancam sejumlah wilayah di Indonesia seperti hal nya di Kota Cilegon, mengingat pada periode Januari-Februari 2024 diprediksi masih musim penghujan.
Lantas bagaimana persiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon menghadapi bencana Hidrometeorologi pada awal tahun 2024 ini.
Perlu diketahui, bencana hidrometeorologi merupakan dampak bencana pada musim penghujan seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, rumah ambruk, dan angin puting beliung.
Baca Juga : Dihantam Hujan Deras, Atap Rumah Warga di Citangkil Kota Cilegon Ambruk
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cilegon Suhendi mengatakan, pihaknya sudah siap menghadapi bencana hidrometeorologi, mengingat setiap tahun bencana tersebut sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia terlebih di Kota Cilegon.
“Tentunya kita di BPBD Cilegon sudah siap siaga, karena memasuki musim penghujan ini kita waspadai itu adalah bencana hidrometeorologi. Sering kejadian, kalau musim hujan itu seperti itu,” kata Suhendi, pada Senin 8 Januari 2024.
Untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana, Suhendi bilang, pihaknya telah melakukan sosialisasi hingga edukasi kepada masyarakat di tingkat kelurahan termasuk kelompok relawan.
Baca Juga : Pengendara Motor Tertimpa Pohon di Anyer Alami Luka Berat
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan rapat dan koordinasi dengan instansi terkait, sehingga ketika terjadi bencana langsung bisa tertangani.
“Karena kalau terjadi bencana, tanggung jawab tidak hanya di BPBD tetapi di semuanya karena ini menyangkut persoalan kemanusiaan,” terangnya.
Lebih lanjut, kata Suhendi, pada awal tahun 2024 ini pihaknya telah menerima beberapa laporan pohon tumbang dan rumah roboh yang diakibatkan hujan dengan disertai angin kencang.
Baca Juga : Empat Orang Petugas KAI Tewas Akibat Tragedi Adu Banteng Kereta Api
Suhendi menyebut, rumah ambruk saat musim hujan kemungkinan disebabkan oleh faktor bangunan atau rangka atap yang telah lapuk, sehingga struktur bangunan tidak kuat menahan intensitas hujan yang disertai angin kencang.
“Bisa saja faktor bangunan yang sudah lapuk sehingga dengan sendirinya ambruk, atau pengaruh angin juga,” ujar Suhendi lagi.
Dia menyebut, terdapat dua wilayah kecamatan di Kota Cilegon yang rawan bencana hidrometeorologi diantaranya Kecamatan Pulomerak dan Kecamatan Ciwandan. Kedua wilayah ini merupakan daerah yang memiliki kontur tanah tidak stabil sehingga rawan banjir dan tanah longsor.
Baca Juga : Cerita Korban Selamat Tabrakan Kereta di Bandung Badan Sampai Terlempar
“Kalau dilihat setiap tahun ada ya banjir, karena bentuk geografisnya keadaan Cilegon ini dataran rendah. Hujan terlalu lama bisa saja airnya menggenang kemudian banjir,” imbuhnya. (Amul/Red)
