Daerah

Ratusan Siswa di Kota Serang Terancam Putus Sekolah, Apa Langkah Pemerintah

Kadindikbud Kota Serang, Ahmad Nuri memberikan beberapa solusi agar siswa dapat selamat dari status rentan putus sekolah. Towil/Megatrust.co.id

Megatrust.co.id, SERANG – Awan kelabu menyelimuti dunia pendidikan di Kota Serang. Sedikitnya 175 siswa tingkat SMP dilaporkan terancam putus sekolah akibat berbagai kendala, mulai dari ekonomi hingga persoalan keluarga.

Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang mencatat, dari total tersebut, 155 siswa masuk kategori rentan, sementara 20 lainnya sempat putus sekolah namun kini telah kembali belajar.

“Total ada 175 siswa. Sebanyak 155 masih kami pantau karena rentan, dan 20 siswa yang sebelumnya putus, alhamdulillah sudah kembali sekolah,” ungkap Kepala Dindikbud Kota Serang, Ahmad Nuri, saat ditemui di lingkungan Pemkot Serang, Kamis, 11 September 2025.

Tak sekadar masalah ekonomi. Menurut Nuri, persoalan yang dihadapi para siswa bukan hanya soal uang saku atau ongkos transportasi, tapi juga menyangkut kondisi psikologis dan keluarga.

“Ada yang sekolahnya jauh, nggak punya ongkos, nggak punya jajan. Tapi ada juga yang punya masalah keluarga atau kehilangan semangat belajar. Ini yang harus kami telusuri lebih dalam,” katanya.

Untuk menekan angka putus sekolah, Pemkot Serang tengah merancang sejumlah strategi cepat dan menyentuh langsung ke siswa.

“Pertama, kami bagikan perlengkapan sekolah untuk menyemangati mereka. Kedua, sepuluh hari ke depan, kami akan turun langsung door to door. Kami ingin dengar sendiri keluhan mereka. Ketiga, kami akan gandeng berbagai pihak untuk cari solusi terbaik,” jelas Nuri.

Tak hanya berhenti pada bantuan material, Pemkot juga akan melakukan pemetaan per kasus agar penanganannya lebih tepat sasaran.

“Kami identifikasi, apakah ini karena ekonomi, konflik keluarga, atau faktor psikologis. Solusinya akan berbeda-beda, dan kami harus tahu akar masalahnya,”tegasnya.

Uang saku masih jadi tanda tanya

Terkait bantuan uang saku bagi siswa, Nuri mengaku hingga kini belum ada pos anggaran khusus dalam APBD.

Namun, Pemkot membuka peluang untuk mengusulkan jika memang itu jadi penyebab utama.

“Kalau setelah identifikasi ternyata mayoritas siswa terkendala uang saku, kami akan ajukan anggaran. Tapi kalau cuma sebagian kecil, maka pendekatannya akan beda,”
pungkasnya. (Towil/Vita)

Exit mobile version