Konveksi
Daerah

Keluarga Korban Grepe-Grepe di Salah Satu SMP di Cilegon ‘Patah Arang’ Terhadap PPA pada DP3AKB

×

Keluarga Korban Grepe-Grepe di Salah Satu SMP di Cilegon ‘Patah Arang’ Terhadap PPA pada DP3AKB

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. Pixabay

Megatrust.co.id, CILEGON, – BA yang merupakan ayah dari MN korban grepe-grepe oleh pelatih pramuka di salah satu SMPN di Cilegon mengaku ‘Patah Arang’ terhadap Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Cilegon.

Bagaimana tidak, keluarga korban dituding oleh PPA pada DP3AKB tidak ingin datang membawa anaknya untuk dilakukan pendampingan di PPA. Padahal, justru BA lah yang melakukan pelaporan ke Polres Cilegon dan membawa 3 korban pelecehan seksual lainnya ke PPA Cilegon.

“Saya sudah ‘patah arang’ ke PPA Cilegon, saya dituding tidak mau menemui kepala PPA. Saya yang nganterin kesana awalnya, cuma saya minta anak saya jangan diperiksa dulu,” katanya kepada Megatrust.co.id melalui sambungan telepon.

Baca Juga: Pelatih Pramuka di Cilegon Diduga Grepe-grepe Anak Didiknya. Orang Tua Langsung Lapor Polisi

BA yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemkot Cilegon mengaku kecewa dengan pelayanan yang ada di PPA pada DP3AKB Kota Cilegon, yang seharusnya memberikan pelayanan terhadap korban justru malah berargumen yang menyinggung BA.

Padahal, kata BA, dirinya hanya meminta kepada PPA Cilegon untuk tidak memeriksa anaknya terlebih dahulu. BA beralasan bahwa anaknya yang menjadi korban pelecehan di lingkungan pendidikan sudah di periksa di Polres, Ia mengkhawatirkan psikologis anaknya ketika banyak yang bertanya.

“Waktu PPA minta keterangan kepada anak saya, saya bilang jangan dulu, karena anak saya baru dimintai keterangan di Polres masa sekarang dimintai keterangan lagi, kasian lah saya bilang,” katanya.

Baca Juga: Mahasiswi Untirta Dilecehkan Presma, KAMMI Untirta Bereaksi Keras

“Kalau mau dimintai keterangan, dimintai keterangan yang 2 dulu, karena yang dua itu belum dimintai keterangan sama Polres,” imbuh dia.

BA yang berusaha keras memperjuangkan kehormatan anaknya itu, juga berusaha berkomunikasi dengan Kepala DP3AKB Cilegon. Namun lagi-lagi jawaban yang dirima dirinya itu tidak ada kepastian.

“Saya minta tolong ke Kadis DP3AKB, katanya prosedurnya harus didampingi dulu sama psikolog. Saya posisinya lagi berobat di Tangerang, Polres minta surat pendampingan,” keluhnya.

“Maksud saya, keluarkan dulu surat pendampingannya, nanti anak saya menyusul diperiksanya sambil berjalan. Karena tidak ada jawaban dari PPA dan Kadis DP3AKB tidak ada kepastian saya komunikasi dengan Asda 2,” imbuhnya.

Baca Juga: Bejat! Usai Jajan Seblak Anak di Bawah Umur di Kabupaten Serang Diperkosa

Akhirnya BA melakukan melakukan pelaporan ke Peksos PPA pada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon, dan mendapatkan tanggapan baik dari PPA yang ada di Dinsos.

“Hari ini saya kesana (Dinsos) assesmen pertama, saya sudah patah arang dengan yang namanya PPA ini karena fitnah kesaya seolah-olah saya yang tidak mau menemui mereka, jadi saya sudah komunikasi juga dengan Dinsos,” katanya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Kepala DP3AKB Agus Zulkaranain saat dihubungi Megatrust.co.id tidak merespon panggilan telepon dan pesan singkat. (Amul/Red)