Konveksi
Nasional

Dua Warga Tangerang Selatan Positif Cacar Monyet, Diduga Akibat Hubungan Sesama Jenis

×

Dua Warga Tangerang Selatan Positif Cacar Monyet, Diduga Akibat Hubungan Sesama Jenis

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Monkey Pox atau Cacar Monyet, Pixabay.

MEGATRSUT.CO.ID Dua warga Kota Tangerang Selatan terkonfirmasi positif terjangkit cacar monyet atau Mpox.

Penderita Mpox di Tangerang Selatan menambah kasus terkonfirmasi Mpox di Indonesia hingga 26 Oktober 2023 menjadi 14 kasus, dari jumlah tersebut, 12 dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dan 2 kasus di Tangerang Selatan.

Sebanyak 12 kasus di DKI Jakarta sebagian besar dialami oleh laki-laki yang melakukan hubungan seksual sesama jenis, 1 orang melakukan hubungan biseksual dan satu orang lainnya dengan kecenderungan heteroseksual, kondisi penyakit penyerta dari 14 pasien itu, 12 di antaranya penderita ODHIV.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kasus Mpox bertambah setiap harinya rata-rata 2 sampai 3 kasus, cacar monyet pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 20 Agustus 2022 sebanyak 1 kasus, kemudian pada 13 Oktober 2023 Indonesia kembali melaporkan adanya tambahan kasus Mpox.

Baca Juga :  Maria Ulfah Tokoh Perempuan Berpengaruh Asal Banten Sekaligus Menteri Perempuan Pertama di Indonesia

“Kasus kita ada 14 total sampai hari ini. Setiap hari rata-rata nambah 2 sampai 3 kasus. Di Indonesia melaporkan kasus Mpox pertama kali pada 20 Agustus 2022 sebanyak 1 kasus, kemudian pada 13 Oktober 2023 Indonesia kembali melaporkan kasus Mpox,” ujar Dirjen Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi pada konferensi pers update kasus Mpox, dilansir Megatrust.co.id dari laman sehatnegeriku.kemenkes.go.id

Cacar monyet adalah penyakit paling banyak dialami oleh seseorang berusia 25 sampai 29 tahun sebanyak 64%, sisanya sebanyak 36% diderita oleh sesorang yang berusia 30-39 tahun.

Gejala yang dialami oleh penderitanya umumnya berupa lesi pada kulit (ruam merah, krusta, bernanah) disertai demam atau ada pembengkakan kelenjar, terutama di bagian paha, sakit menelan, nyeri tenggorokan, sakit otot, menggigil, badan sakit, kelelahan, mual, bahkan ada yang sampai diare.

Baca Juga :  Maria Ulfah Tokoh Perempuan Berpengaruh Asal Banten Sekaligus Menteri Perempuan Pertama di Indonesia

“Ini gejala-gejala yang umumnya ada pada penderita Mpox. Tapi yang spesifik untuk membedakan Mpox dengan cacar air adalah adanya limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening,” ucap Maxi.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, Prasetyadi Mawardi mengatakan Mpox berhubungan erat dengan perilaku dan sebagian besar terjadi pada kelompok yang berisiko yaitu pada komunitas tertentu, dari 14 kasus yang terjadi keseluruhannya berkaitan dengan seksual.

“Mpox ini meskipun disebut penyakit menular tapi risiko penularannya tidak mudah. Berbeda dengan cacar air yang penularannya sangat cepat, Mpox ini relatif lambat. Ini juga tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang,” ungkapnya.

Sebagai upaya penanggulangan Mpox, Kementerian Kesehatan RI memperkuat surveilans atau penemuan kasus aktif di seluruh fasilitas Kesehatan dan juga turut bekerja sama dengan komunitas atau relawan dalam menjangkau kelompok-kelompok tertentu untuk bisa melakukan deteksi, terutama mencari kontak erat.

Baca Juga :  Maria Ulfah Tokoh Perempuan Berpengaruh Asal Banten Sekaligus Menteri Perempuan Pertama di Indonesia

“Kita dalami setiap kasus, langsung kita lakukan penyelidikan epidemiologi dan juga penyiapan laboratorium rujukan,” ucap Maxi.

Kemenkes meminta pasien penderita penyakit cacar monyet melakukan isolasi di rumah sakit, para pasien juga diberikan obat antivirus dan antibiotik jika mengalami gejala yang parah.

“Semua pasien saat ini dalam kondisi stabil, jadi dalam kurun waktu 1 sampai 2 minggu lesi pada kulitnya mulai hilang dan kalau kondisinya bagus pasien bisa dipulangkan,” katanya.

Dalam upaya pencegahan penyakit cacar monyet, Kemenkes melakukan vaksinasi, dengan jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 1000 dosis untuk jumlah sasaran 477 orang dengan pemberian 2 dosis dengan rentang waktu 4 minggu, pemberian vaksin diprioritaskan pada kontak erat dengan penderita Mpox dan ODHIV. (Emilda Yuafi/Nad)

Sumber: Sehatnegeriku.Kemenkes.go.id