Daerah

Kesulitan Air Akibat Kemarau Panjang, Seorang Warga Kabupaten Serang Gali Sumur ke Hutan

Ilustrasi sumur berisi air. Gambar pixabay @geralt

Megatrust.co.id, KABUPATEN SERANG – Kisah seorang warga Kabupaten Serang kesulitan air akibat masa kemarau yang berkepanjangan, untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari pihaknya mencari air ke hutan-hutan dengan jarak 1 kilo.

Warga tersebut bernama Bahriah asal Lingkungan Kadu Agung, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, menurutnya, dia kekurangan air sejak tiga bulan yang lalu.

“Kekurangan air dari 3 bulan lalu karna kemarau,” ujarnya kepada Megatrust.co.id.

Ayahnya terpaksa mencari air ke hutan karena pasokan air dari PDAM terbatas dan harus bergiliran dengan warga lainnya, sehingga acap kali dirinya dan keluarganya kekurangan air dari pasokan PDAM tersebut.

Ayahnya menggali sumur ke hutan didampingi dua warga lainnya, dari ihtiarnya tersebut akhirnya dia menemukan cadangan air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

“Alhamdulillah airnya ada, bapa gali sumur dibantu warga lainnya,” jelasnya.

Bahriah juga menceritakan, ada tetangga lainnya yang berjalan kaki sepanjang 20 km ke hutan untuk mencari air di bedeng (aliran Sungai kecil)

“Tetangga ada yang sampe jalan kaki 20 kilo buat nyari air ke hutan,” terangnya

Tidak hanya itu saja, cerita warga lainnya yang kesulitan air bersih sampai harus membeli secara eceran pada tetangganya dengan harga Rp 10 ribu untuk satu jam air yang dialirkan dari jetpam.

Kemarau Panjang telah menyebabkan pasokan air menipis sehingga sumur-sumur warga menjadi kering, berbeda halnya dengan warga yang memiliki jetpam yang pasokan airnya masih terjaga, sementara warga lainnya yang hanya mengandalkan air sumur harus berjuang ekstra untuk memperoleh air bersih.

Bahriah yang merupakan keluarga besar cukup terhambat denagn kondisi kekeringan ini, dia dan keluarga harus mengangkut air setiap harinya dengan jarak yang cukup jauh dan mengantre, tidak jarang dia juga pernah mengalami kesulitan air selama dua hari.

“Merasa terhambat dengan kekurangan air ini, apalagi saya keluarga besar jadi perlu air banyak sedangkan untuk memperoleh air sulit dan walaupun ada mengantre serta harus diangkut pake tangan,” keluhnya.

Kondisi seperti ini, dia berharap tidak terulang kembali dan segera berakhir agar keluarganya tidak kekurangan air bersih. (Emilda Yuafi/Nad)

Exit mobile version