Megatrust.co.id, CILEGON – Baru-baru ini tengah viral dibeberapa daerah bendera One Piece jelang hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, Dewan Kebudayaan Kota Cilegon Ayatullah Khumaeni angkat bicara soal hal tersebut. Mengingat sebentar lagi akan akan HUT RI.
Penggunaan bendera bajak laut itu tengah diserukan dibeberapa media sosial, bahkan beberapa kendaraan yang melintas di jalan Indonesia pun turut memasang bendera tersebut.
Fenomena ini menuai beragam reaksi, mulai dari dukungan kreatif hingga kecemasan terhadap melemahnya semangat nasionalisme di lingkungan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni menyampaikan pernyataan resmi yang menekankan pentingnya melihat fenomena ini secara jernih dan proporsional.
“Budaya populer seperti anime dan manga telah menjadi bagian dari ruang ekspresi saat ini. Simbol seperti bendera One Piece hadir bukan sebagai bentuk perlawanan terhadap negara, tapi sebagai representasi dari nilai-nilai kebebasan, persahabatan, dan keberanian yang mereka kagumi,” ujarnya.
Menurutnya, munculnya simbol budaya pop menjelang Hari Kemerdekaan bukanlah bentuk penolakan terhadap identitas nasional, melainkan menjadi refleksi akan perlunya pembaruan dalam cara menyampaikan nilai-nilai kebangsaan.
“Mungkin bukan masyarakat yang salah memilih simbol. Mungkin kita yang belum cukup menghadirkan makna Merah Putih dengan cara yang menyentuh kehidupan mereka sehari-hari,” tambahnya.
Dewan Kebudayaan Kota Cilegon melihat fenomena ini sebagai momentum penting untuk memperkuat pendekatan kultural yang menyeluruh dan kreatif.
Ketua Dewan menekankan bahwa nasionalisme tidak harus dibangun dengan cara yang kaku atau seremonial semata, tetapi bisa tumbuh melalui ruang-ruang yang relevan dengan minat dan gaya hidup generasi muda.
“Mencintai budaya populer itu sah. Bahkan bisa menjadi jembatan dialog budaya. Yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa nilai-nilai nasional juga hadir di sana, agar Merah Putih tetap hidup bukan hanya di tiang bendera, tapi juga di hati masyarakat,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat, terutama institusi pendidikan, komunitas, dan media, untuk turut serta membangun ekosistem kebudayaan yang adaptif, inspiratif, dan tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan yang kuat. (Amul/Red)