Peristiwa

Puluhan Siswa SMPN 1 Kramatwatu Diduga Keracunan MBG, Begini Kata Kepala Sekolah

Puluhan siswa SMPN 1 Kramatwatu diduga keracunan MBG, Kepala Sekolah Angkat suara. Towil/Megatrust.co.id

Megatrust.co.id, SERANG – Puluhan siswa di SMPN 1 Kramatwatu diduga keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) beberapa waktu lalu.

Sebanyak 27 siswa mengeluhkan mual, pusing, diare, hingga muntah setelah memakan menu yang disajikan oleh SPPG Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah SMPN 1 Kramatwatu, Dede Al Amror menceritakan, pihaknya menerima paket makan MBG itu pada Selasa 2 September 2025 sekira pukul 10.00 WIB.

Itu diantarkan oleh SPPG Desa Harjatani dan dibagikan kepada para siswa sekira pukul 11.30 WIB saat jam istirahat agar tidak mengganggu jam pelajaran.

Dede mengatakan, setiap kali membagikan makanan itu, dirinya selalu mengingatkan kepada para siswa agar di cek terlebih dahulu.

Jika kedapatan ada makanan yang beraroma kurang sedap atau tidak layak konsumsi segera melaporkan dan mengembalikannya kepada para guru.

“Nah kebetulan kemarin anak-anak ketika membuka makan di kelas ada mencium bau makanan yang basi mungkin begitu,” kata Dede kepada awak media pada Rabu 3 September 2025.

“Kemudian lapor ke gurunya, guru nya mengumumkan ke seluruh siswa yang memang makanannya basi atau tidak layak di makan silahkan di kembalikan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Dede menuturkan, sebagian besar siswa mengembalikan makanannya ke para guru. Tetapi, ada 6 orang siswa laki-laki yang sudah memakannya.

“Jadi sebagian besar anak-anak mengembalikan paket makannya ke tempat, yang memakan paket hanya beberapa orang saja di antaranya ada 6 orang anak laki-laki,” ceritanya.

“Pada jam 12 itu makan tidak memperhatikan fisik dan keadaan makanan mungkin lapar habis olahraga makan di habiskan,” tuturnya.

Dede mengungkapkan, sekira satu jam setelah 6 siswa makan paket MBG mereka mengeluhkan sakit perut, mual, muntah-muntah hingga diare.

“Kemudian melaporkan ke guru dan kami mengumpulkan untuk mengembalikan paket makan. Dari sekian banyak siswa hanya 6 orang yang terdeteksi,” ujarnya.

Namun, dikatakan Dede sehari berselang pihaknya mendapat laporan dari para orang tua siswa ada 21 orang siswa-siswi lainnya yang mengeluhkan gejala serupa.

Setelah kejadian tersebut, Dede mengaku pihaknya melaporkan kepada pihak SPPG dan akhirnya ke 6 siswa itu di bawa ke klinik kesehatan terdekat.

“kami kontak ke pihak SPPG dapur MBG nya kemudian datang ke sekolah kami melaporkan bahwa kejadian ini akhirnya anak 6 orang ini saya minta solusi bagaimana cara nya kembali normal,” pintanya.

“Saya gak mau anak ini pulang ke rumah dalam keadaan sakit sehingga inisiatif di bawa ke klinik terdekat,” sambung Deden

“paramedis yang memeriksa menyatakan bahwa tidak akan berkelanjutan kemudian anak di jemput oleh orang tua nya,” kata Dede menjelaskan.

Dede mengungkapkan, ini adalah kejadian pertama kali selama program MBG berjalan di sekolahnya sejak 19 Agustus lalu.

“Tadi ada dari pihak Puskesmas meminta klarifikasi dari kami dan kita sampaikan dan mereka tidak menyebutkan itu faktor keracunan, hanya itu akibat makan, tentang keracunan seperti apa itu kan harus di cek dulu,” sambungnya. (Towil/Amul)

Exit mobile version