MEGATRUST.CO.ID – Saat ini jumlah pengangguran terbuka di Indonesia di dominasi oleh generasi Z, orang-orang yang lahir pada tahun 1997 sampai dengan 2012.
Generasi yang dikenal melek teknologi dan kreatif ini justru menyumbang angka tertinggi dalam tingkat pengangguran di Indonesia.
Walaupun setiap harinya selalu tersedia lowongan pekerjaan namun pengangguran tidak semudah itu diterima.
Ada beberapa alasan generasi Z belum memperoleh pekerjaan di sektor formal setelah lulus kuliah maupun sekolah.
Sebelumnya, data BPS telah mengungkapkan pada 2023 ada 9.896.019 penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET).
Dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda dan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Lalu, apa yang membuat Gen Z sulit memperoleh pekerjaan di sektor formal setelah lulus kuliah atau sekolah? Berikut Megatrust.co.id mencoba membahasnya dari beberapa sudut pandang:
1. Standar gaji tinggi
Banyak fresh graduate kini yang berani menawar gaji tinggi adalah karena semakin terbukanya informasi.
Hal-hal yang dulu tertutup seperti gaji awal dan kompensasi sekarang menjadi lebih transparan.
Dibalik permintaan gaji tinggi, gen Z juga harus membekali diri dengan prestasi dan kualifikasi tinggi sehingga memiliki daya tawar yang baik.
2. Ghosting
Gen Z sering melakukan ghosting alias menghilang saat akan wawancara maupun setelah lolos seleksi. Hal ini diduga karena mereka merasa bertanggung jawab atas karier mereka sendiri.
Akibat ghosting ini akan mempersulit perekrutan pekerja dan berdampak negatif pada peluang gen Z di masa depan.
3. Pilih-pilih pekerjaan
Dikutip dari A Job Thing, penelitian yang dilakukan oleh Randstad Workmonitor pada 2022, Gen Z mengaku lebih memilih menganggur ketimbang tidak bahagia melakukan pekerjaan yang tidak disukai.
Hal ini memberikan gambaran jika Gen Z cenderung lebih memilih-milih pekerjaan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang akan menjalani pekerjaan dengan serius meski tidak sesuai dengan minatnya.
Alasannya ingin dapatkan pekerjaan yang gajinya besar dan kerjanya tidak ribet, ada juga yang beralasan ingin pekerjaannya fleksibel.
4. Menganggap dunia kerja itu keras
Gen Z tumbuh dengan lingkungan yang serba cepat, di mana segala sesuatu dapat diakses dengan mudah dan instan.
Mereka terbiasa dengan teknologi yang canggih dan informasi yang dapat diakses dalam hitungan detik.
Hal ini membuat mereka memiliki harapan yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Namun, ketika mereka mulai berada di dunia kerja, banyak dari mereka yang merasa kecewa karena tidak sesuai dengan harapan mereka.
5. Persaingan yang tinggi
Persaingan yang tinggi di dunia kerja membuat gen Z apalagi fresh graduate kelabakan. Jam terbang pengalaman dan kemampuan harus bersaing dengan para kandidat lain yang jumlahnya banyak.
Dengan jumlah lulusan perguruan tinggi dan sekolah yang semakin meningkat setiap tahun, pasokan tenaga kerja melebihi permintaan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran dan kesulitan bagi Gen Z untuk memasuki dunia kerja dengan posisi yang diinginkan.
(Nad/Amul)